Pasar Bumiayu Mpu Kanwa
BUMIAYU - Masih tersentralisasinya beberapa pusat kegiatan atau central business district (CBD) di sepanjang jalur utama dalam kota Bumiayu disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kemacetan.
Seperti dikatakan Solahudin Asro, Sekretaris Gabungan Para Aktivis untuk Rakyat (Gapura) Kabupaten Brebes. Menurut dia, salah satu factor penyebab kemacetan di pusat kota Bumiayu adalah masalah konsentrasi aktivitas di pusat perkotaan. Padahal, menurut dia, sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten Brebes mulai membenahi tata ruang kota agar tidak terjadi penumpukan aktivitas.
“Hal ini mengacu pada sistem pola transportasi yang dipengaruhi pola tata guna lahan," kata Solahudin, Rabu (15/2).
Menurut dia, ada tiga titik lokasi daerah rawan kemacetan yang berada di sepanjang ruas jalan utama Bumiayu. Di antaranya, depan Pasar Induk Bumiayu, pertigaan Pasar PKL Kalierang dan pertigaan Bumiayu-Bantarkawung. Terlebih dengan kondisi yang ada saat ini, dimana untuk sementara kendaraan besar diarahkan melaluui jala utama dalam kota menyusul terjadinya kerusakan jembatan jalan lingkar.
"Seperti yang terjadi di pertigaan pasar PKL Kalierang, penyebab utama kemacetan di tempat ini karena masih bercampurnya pejalan kaki dan kendaraan. Ditambah banyaknya angkutan umum yang kerap mangkal.
Di titik-titik rawan kemacetan yang lainnya pun hampir terjadi hal sama," terangnya.
Di titik-titik rawan kemacetan yang lainnya pun hampir terjadi hal sama," terangnya.
Harus diakui, kata Solahudin, terkonsentrasinya sejumlah aktivitas tersebut, secara otomatis akan berpengaruh pula terhadap pola transportasi. Penyebabnya, jelas dia, karena adanya penumpukan jumlah pengguna jalan dan kendaraan.
"Sebagian besar aktivitas memang berada di lokasi yang rawan macet yakni lokasi perniagaan, belum lagi ditambah beberapa alat angkutan seperti delman dan becak yang mangkal di sepanjang jalur ini," terang dia.
Secara global, papar dia, penyebab kemacetan dapat diklasifikasikan yakni, terdapatnya pasar tumpah (Pasar Wage), masih terpusatnya beberapa aktivitas perekonomian, maraknya PKL, belum tersedianya sarana dan prasarana parkir di luar badan jalan dan masih rendahnya tingkat disiplin pengguna jalan.
"Dari penyebab-penyebab kemacetan tersebut, dapat terlihat bahwa masih perlu adanya penataan tata ruang wilayah. Utamanya guna memecah pusat keramian," ucapnya. Sementara Camat Bumiayu dikonfirmasi melaui Sekcam Wahono SH menyatakan, untuk memecahkan permasalahan tersebut pihaknya tidak mungkin berjalan sendiri. Namun memerlukan peranan pendukung dari leading sektor lain yang dapat membantu didalam mengatur kemacetan khususnya di dalam Kota Bumiayu.
"Di sini kita akan mencoba untuk menjalin koordinasi dengan instansi lainnya, tidak dipungkiri dengan kondisi luas jalan yang terbatas ditambah masih terpusatnya keramaian di satu titik menjadi pemicu terjadinya kemacetan," jelas Wahono.
Untuk itu upaya yang dipandang perlu disiapkan sebagai langkah untuk mengurangi kemacetan menurut dia yakni, menyiapkan kantong parkir, jam pembatas operasional untuk jenis angkutan tertentu, pembenahan PKL serta pemasanga rambu-rambu lalulintas. (pri).radar tegal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar