Selamat datang di "CINGSINGSEHAT.COM"

coba

RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN 

RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO

SEHAT UNTUK SEMUA

Anda Pengunjung Ke

Selasa, 09 Agustus 2011

Bahaya Merokok pada Pagi Hari


KOMPAS.com — Merokok pada pagi hari, apalagi ditemani secangkir kopi, sudah menjadi ritual yang sulit ditinggalkan. Namun, kebiasaan tersebut tampaknya perlu dihentikan karena merokok pada awal hari lebih berbahaya daripada merokok pada siang atau malam hari.
Penelitian menunjukkan, merokok setelah bangun tidur akan meningkatkan risiko terjadinya kanker paru, leher, dan kepala.
"Perokok pagi hari memiliki tingkat nikotin yang tinggi  dan racun lain dari tembakau di tubuhnya. Mereka juga  lebih kecanduan daripada perokok yang menahan diri untuk tidak merokok setengah jam atau lebih setelah bangun tidur," kata peneliti Joshua Muscat dari Penn State College of Medicine.
Untuk mengetahui mengapa ada perokok yang terkena kanker dan tidak, Muscat dan timnya meneliti adakah kaitan antara risiko kanker dengan kebiasaan mengisap rokok pertama pada pagi hari.
Penelitian pertama melibatkan 4.775 pasien kanker paru dan 2.835 perokok lain yang tidak memiliki kanker paru-paru. Mereka yang merokok 30 menit setelah bangun tidur berisiko 1,79 kali lebih tinggi menderita  kanker paru-paru dibandingkan dengan mereka yang menunggu lebih dari 60 menit.
Sementara itu, orang-orang yang merokok 31-60 menit setelah bangun memiliki risiko 1,31 kali dibandingkan dengan mereka yang menunggu setidaknya satu jam.
Penelitian kedua melibatkan 1.055 orang dengan kanker otak dan leher serta 795 orang yang merokok tetapi tidak menderita kanker otak dan leher. Mereka yang merokok dalam waktu 30 menit saat bangun berisiko 1,59 kali menderita kanker otak dan leher dibandingkan dengan mereka yang menunggu satu jam.
Adapun risiko perokok yang merokok 31-60 menit setelah bangun 1,42 kali daripada mereka yang menunggu setidaknya satu jam.
Para peneliti mengatakan, temuan ini dapat membantu mengidentifikasi perokok yang berisiko sangat tinggi terhadap kanker paru-paru, otak, dan leher serta mendapat manfaat dari program penghentian merokok yang ditargetkan.
Kendati demikian, risiko menderita kanker tetap tinggi pada mereka yang masih meneruskan kebiasaan merokoknya tanpa melihat waktu. (M05-11)

Khawatir Penis Anak Kelewat Kecil


 
 

KONSULTASI ANAK

Bersama Dr.Rifan Fauzie, SpA

Dokter Spesialis Anak di Kelompok Kerja Respirologi Anak, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. 

KONSULTASI / ANAK - ARTIKEL

 
TANYA:   Dokter, Saya mau bertanya tentang putra saya usia 12 tahun namun ukuran penisnya sangat kecil, bahkan jika dibandingkan dengan anak usia 3 tahun sekali pun. Kami perhatikan ia agak berlebihan menyembunyikan kemaluannya. Setiap kali selesai buang air kecil celananya selalu basah, bukan karena pipis di celana tapi karena ia berusaha membilasnya. 
 
 Awalnya kami tidak merasa aneh dengan ukuran penisnya karena sejak kecil badannya memang bongsor. Tapi belakangan ia mengaku merasa malu dengan ukuran penisnya yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari punya sepupunya yang berusia 3 tahun
 
masa depannya jika sudah berumah tangga nanti.   Pertanyaan saya, kemanakah saya harus membawanya untuk memperbaiki pertumbuhan alat kelaminnya sebelum usianya mencapai dewasa dan semuanya akan terlambat? Terimakasih sebelumnya atas jawaban dan nasehat dokter. Ivan, JakartaJAWAB :
Ukuran penis yang kecil dapat disebabkan karena kekurangan hormon seks tertentu. Kondisi tersebut seringkali terjadi pada anak-anak dengan obesitas/kegemukan. Bahkan penis tampak seperti tertutup lemak jaringan di sekitar penis (Buried penis).
Untuk memastikan kondisi penisnya maka sebaiknya anak Bapak dibawa konsultasi ke dokter spesialis anak subspesialisasi endokrinologi anak. Biasanya penisnya terlebih dahulu akan diukur panjangnya dengan alat ukur tertentu dan diplot dengan nilai standar panjang sesuai dengan usianya. Mungkin juga diperlukan pemeriksaan laboratorium penunjang. Berdasarkan data-data tersebut maka akan dapat ditentukan apakah perlu pengobatan khusus, misalnya terapi hormon, atau tidak.  
Kompas.

Hi hi hi hiii....