Selamat datang di "CINGSINGSEHAT.COM"

coba

RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN 

RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO

SEHAT UNTUK SEMUA

Anda Pengunjung Ke

Rabu, 21 Desember 2011

Masihkah Ariel 'Peterpan' Jadi Idola?


detail berita
Aril "Peterpen" (Foto: Kapanlagi)
TAMPIL menarik dan sensual tidak sama halnya dengan mengumbar fisik. Meredam kelebihan di dalam diri justru memunculkan pesona yang bakal mengundang perhatian. Ariel “Peterpan” adalah sosok yang mewakili itu semua.
Dwi Afrilianti - Okezone


Siapa yang tidak mengenal sosok Ariel “Peterpan”? Sebelum diketahui terlibat pada kasus asusila berupa pembuatan video porno dengan sejumlah artis papan atas, Ariel adalah sosok yang digilai para wanita di Indonesia. Angka penjualan lagu-lagu besutannya pun meroket tajam.

Namun, masihkah Ariel yang kini meringkuk di balik jeruji besi Rutan Kebon Waru, Wahid Hasyim, Jawa Barat, kembali jadi idola saat bebas nanti?

Pengamat mode dan gaya hidup Sonny Muchlison percaya, pesona pemilik nama lengkap Nazril Irham itu di mata kaum hawa tidak akan hilang. Terkait kasus yang tengah membelitnya, Sonny yakin masyarakat Indonesia akan mudah memaafkannya.

“Ariel punya sensualitas yang menggoda, dan itu bukan berasal dari cara dia berpenampilan atau fesyennya,” tutur Sonny saat berbincang dengan okezone di telepon, Sabtu (17/12/2011).

Dilihat dari segi fesyen, kata Sonny, penampilan Ariel sangat sederhana, tidak ada sesuatu yang “wah” dari tampilannya di depan publik. Namun justru itulah yang membuat Ariel punya pesona. Ariel adalan sosok yang secara fisik punya banyak kelebihan, tapi dia meredam dan menyimpan kelebihan itu.

“Dia tidak mengumbar kelebihannya, jadi malah geregetnya keluar. Coba saja saat dia senyum, hanya terbuka sedikit. Tapi itulah tipikalnya, dia punya karisma,” terangnya.

Bagi seorang pria, Sonny menilai, tetap mempertahankan tampilan maskulin adalah penting. Wanita pada dasarnya tetap lebih menyukai pria yang tidak berlebihan dalam merawat dan menampilkan dirinya. Sebagai pria, merebut perhatian lawan jenis juga sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang sederhana.

“Tidak perlu tampil dan berkata-kata secara berlebihan. Being sexy is about attitude,” pesannya.
(tty)

Inilah 50 Wanita Cantik di Indonesia


detail berita
Atiqah Hasiholan (Foto: HighEnd Magazine
Dwi Indah Nurcahyani - Okezone
KECANTIKAN wanita Indonesia memang sangat beragam, sama halnya dengan latarbelakang budaya yang melingkupi negeri ini. Keberagaman tersebut terangkum indah dalam deretan panjang sosok wanita-wanita cantik Indonesia.

Saat membicarakan wanita, persepsi cantik selalu menjadi kalimat berikutnya yang menjadi topik pembicaraan. Tak heran ketika berbicara soal kecantikan, takkan pernah ada ujung pertemuannya karena selalu ada pembahasan berikutnya yang mengikuti. Ujung-ujungnya, ketidakpuasan pun selalu menghantui para wanita.

Ya, kenyataannya memang banyak wanita terjebak dalam konotasi cantik yang sebenarnya tak hanya berfokus pada kesempurnaan fisik semata. Cantik sesungguhnya adalah berasal dari dalam hati, bagaimana Anda memandang sesuatu, bagaimana Anda bersikap atau bagaimana Anda memancarkan semangat dan kasih untuk orang sekeliling.

Liliana Tanoesoedibjo pun mengamini hal tersebut. Chairwoman HighEnd Magazine tersebut mengatakan, bahwa seseorang yang mensyukuri pemberian Tuhan, rendah hati, memiliki pikiran positif menjadi kunci untuk memancarkan kecantikan yang dimilikinya.

Apresiasi pun dilayangkan pada wanita-wanita cantik Indonesia yang tak sekadar menonjolkan kecantikan fisik, tapi juga memancarkan prestasi di bidangnya masing-masing. Untuk itu, menyambut pengujung tahun dengan sebuah memori yang indah, HighEnd Magazine pun memberikan apresiasi khusus terhadap 50 wanita cantik Indonesia.

Mereka di antaranya Adinda Bakrie Ong, Amy Atmanto, Annisa Pohan, Asmirandah Zantman, Astrid Ellena, Atiqah Hasiholan, Ayu Heni Rosan, Ayu Rosmalina, Bianca Adinegoro, Carissa Putri, Chrisje Subono, Cindy Lpulisa, Deisti Novanto, Dian Sastrowardoyo, Dominique Diyose, Donna Agnesia, Eni Joesoef, Farah Quinn, Gaby Bakrie, Ghea Panggabean, Ina Thomas, Inggrid Maria Kansil, Julie Estelle, Laura Basuki, Lia Chandra, Liestyana Gusman, Lina Priscilla Tanaya, Loemongga Hanoemasan, Lueye Kwee Santoso, Marcia Sumampow, Margaret Vivi, Mariana Renata, Maudy Koesnaedy, Maya Hasan, Mesty Ariotedjo, Milla Gunawan, dan Poppy Hayono Isman. Selain mereka, wanita cantik lainnya seperti Ranita Angkusubroto, Rianti Cartwright, Sandra Dewim Sendy Yusuf, Stella Rissa, Susan Bachtiar, Sutra Kharmelia Chu, Titi Sjuman, Tuti Roosdiono, Vera Ongko, Widi Wardhana, Yanti Erlangga, dan Yasmine Wildblood. (tty)

Minggu, 18 Desember 2011

Bayi Terkecil di Dunia Bisa Tumbuh Sehat


bayi Rumaisa yang dilahirkan tahun 2004 dengan berat 0,25 kg.
Kompas.com - Ketika ia dilahirkan prematur pada tahun 1989, beratnya tak lebih dari 0,3 kilogram. Madeline Mann, nama bayi itu menjadi bayi paling kecil di dunia yang bisa bertahan hidup.

Pada rumah sakit yang sama di tahun 2004, Rumaisa Rahman mengambil alih rekor bayi terkecil di dunia karena beratnya saat lahir hanya 0,25 kilogram. Ia terlahir kembar namun saudarinya tak bertahan. Ruamisa menghabiskan 50 hari di dalam unit perawatan intensif bayi baru lahir di Loyola University Medical Center, Maywood, Illinois, AS.

Setelah 5 tahun rutin menjalani check-up, berat Rumaisa menjadi 15 kg dan tingginya hampir satu meter. Ia kini duduk di kelas 1 sekolah dasar dan menggunakan kaca mata karena retinopati akibat kelahiran prematur.

Madeline, yang ibunya menjalani terapi kesuburan, adalah satu dari ketiga bayi kembar, yang bisa bertahan hidup. Sama seperti ibunya Ruamisa, ibu Madeline juga mengalami preeklampsia berat atau keracunan kehamilan. Madeline berada di ventilator selama 65 hari. Ia mengalami gangguan jantung dan juga retinopati.

Meski menggunakan kacamata namun ia mampu menyetir mobil dan secara umum kondisi kesehatannya baik. Dengan berat sekitar 29,5 kilogram dan tinggi kurang dari 1,5 meter ia masih tergolong kecil. Namun kini ia menjadi mahasiswi jurusan psikologi.

Kedua gadis tersebut merupakan bukti hidup bahwa bayi-bayi yang dulu dianggap mustahil untuk hidup itu bisa bertahan dan hidup relatif normal. 

"Kita selalu cemas akan kesehatan bayi-bayi kecil di masa depan. Karena lingkungan yang penuh stres saat dalam kandungan di usia dewasa mereka rentan diabetes dan penyakit jantung," kata Dr.Jonathan Muraskas, ahli neonatal dan perinatal yang juga salah satu tim dokter yang menanangi Madeline dan Rumaisa.

Ia menambahkan, daya tahan bayi terlahir sangat kecil ini sebenarnya bergantung pada usia kehamilan daripada beratnya. 

"Usia kehamilan sangat penting daripada berat saat lahir. Madeline dan Rumaisa dilahirkan pada usia kehamilan relatif tua, yakni di minggu ke 25 dan 26, jika dibandingkan dengan bayi prematur lainnya. Pertambahan minggu bisa berdampak besar," katanya.

Menurut Muraskas, bayi yang lahir di usia 23 minggu, harapan hidupnya hanya 20 persen, pada bayi yang bisa bertahan hidup risikonya menderita kecacatan sampai 90 persen. 

"Di usia 27 minggu, berat badan bayi sekitar 0,9 kilogram. Risikonya untuk mengalami gangguan perkembangan seperti risiko kebutaan, cerebal palsy atau gangguan pendengaran berkurang sampai 10 persen," paparnya.

Selain itu bayi perempuan biasanya lebih mampu bertahan hidup. "Jika Madeline dan Rumaisa adalah laki-laki mungkin ceritanya akan lain," imbuhnya.

Faktor lain yang mendukung kesehatan bayi-bayi kecil itu adalah steroid prenatal, yang diberikan untuk mencegah kerusakan otak dan gangguan perkembangan. Rumaisa juga diberikan obat untuk mematangkan parunya.

Menurut Dr.Eric Eichenwald, ahli pediatri dari University Texas Health Service, persoalan teknik juga berpengaruh besar. 

"Bayangkan kita menaruh kateter intravena ke seseorang yang sangat kecil, mereka beresiko tinggi infeksi dan terluka," katanya. 

Persoalan lain adalah isu etika. Baik dalam hal resusistasi (pemberian napas buatan) atau pun memilih satu dari dua bayi kembar yang akan diintervensi. 

"Untuk setiap bayi dengan berat sangat kecil, angka keberhasilannya hanya 1 banding 10. Masyarakat harus menyadari bahwa harapan hidup bayi dengan berat kurang dari 0,5 kilogram sangat kecil," kata Muraskas. "Pasien seperti Rumaisa dan Madeline adalah sebuah keajaiban," tutupnya.

Menopause Dini Ancam Wanita Perokok


Kompas.com - Dalam 10 tahun terakhir ini jumlah perokok wanita naik mencapai 20 persen dari total perokok dunia. Selain terancam kanker, perokok wanita juga diketahui akan mengalami menopause setahun lebih awal dibanding yang bukan perokok.
Menopause atau berhentinya produksi sel telur dari ovarium pada umumnya dialami wanita di usia 46-51 tahun. Tetapi dua penelitian menunjukkan wanita yang merokok rata-rata mengalami menopause di usia 43-50 tahun. Menopause yang lebih awal sendiri akan meningkatkan risiko penyakit osteoporosis dan penyakit jantung.
"Hasil penelitian ini memberi bukti tambahan bahwa merokok secara signifikan mempercepat datangnya menopause. Ini bisa jadi peringatan bagi para wanita untuk meninggalkan kebiasaan buruknya itu," kata Volodymyr Dvornyk, dari Universitas Hong Kong.
Dvornyk dan timnya juga menganalisa lima penelitian yang mendefenisikan usia 50-51 tahun sebagai menopause dini dan menopause terlambat. Dari penelitian terhadap 43.000 wanita tersebut, wanita yang merokok beresiko 43 persen daripada bukan perokok untuk mengalami menopause dini.
Menopause yang terlalu cepat atau terlambat diketahui akan berdampak negatif bagi kesehatan. Wanita yang menopausenya terlambat beresiko tinggi terkena kanker payudara karena penyakit ini berkaitan erat dengan paparan estrogen.
Sementara itu menopause yang terlalu cepat juga berkaitan dengan sejumlah penyakit seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, obesitas, penyakit Alzheimer, dan lain sebagainya. "Secara umum menopause dini juga meningkatkan risiko kematian," kata Dvornyk.
Sementara Jannie Kline, dari Columbia University mailman School of Public Health, AS, mengatakan ada dua penjelasan mengapa kebiasaan merokok mempercepat menopause.
"Merokok berpengaruh pada cara tubuh membuat atau menyingkirkan estrogen. Teori lain menyebutkan kandungan zat kimia di dalam rokok akan menyebabkan sel-sel telur mati," kata Kline yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dalam penelitian Dvornyk tidak disebutkan informasi mengenai berapa lama wanita merokok atau berapa banyak rokok yang dihisap setiap hari. Karena itu masih diperlukan riset lanjutan untuk mengetahui kaitan yang jelas antara merokok dan menopause.
Selain merokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol, kegemukan dan riwayat melahirkan juga berpengaruh pada terjadinya menopause dini.

Hi hi hi hiii....