APA yang menjadi tolak ukur kecerdasan manusia? Secara ilmiah kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Karena kecerdasan, digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
Menurut hasil penelitian akademis di Inggris menunjukkan bahwa lelaki lebih cerdas daripada wanita. Adalah Baroness Susan Greenfield yang merupakan salah satu ilmuwan terkenal di Inggris. Profesor neurofisiologi di Universitas Oxford ini prihatin dengan kenyataan bahwa hanya 10% profesor dari negeri itu yang berjenis kelamin perempuan. Lalu, apakah memang ada langit-langit kaca yang menahan karier ilmuwan perempuan berbakat? Telah puluhan tahun undang-undang anti-diskriminasi seksual dibuat, namun mengapa laboratorium di Inggris tidak menghasilkan banyak ilmuwan berjenis kelamin perempuan?
Richard Lynn, profesor Emeritus Psikologi Universitas Ulster, Inggris, seperti dilansir Dailymail, menyatakan “Ini adalah pendapat saya berdasarkan penelitian akademis seumur hidup. Bahwa ada penjelasan yang saya sadari akan menimbulkan lolongan kemarahan feminis.”
Dalam pengkajian baru yang dilakukan Universitas Manchester Inggris yang dipublikasikan di British Journal of Psychology mengatakan bahwa IQ lelaki rata-rata lima poin lebih tinggi dibandingkan wanita.
Penelitian yang dilakukan Paul Irwing, dosen senior Universitas Manchester bersama dengan rekannya Richard Lynn, yang sebelumnya pernah memublikasikan karya ilmiah mengenai topic tersebut, mengemukakan kepada Times Higher Educational Supplement bahwa mereka telah menemukan bukti yang mendukung kesimpulannya.
Kajian yang digelar masyarakat psikologi Inggris tersebut melibatkan 80 ribu peserta yang diminta menjalani tes IQ dan 20 ribu pelajar untuk penelitian lebih lanjut.
Irwing menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan IQ antara wanita dan lelaki sampai usia 14 tahun, namun di atas usia tersebut atau menginjak usia dewasa, IQ lelaki lebih tinggi lima poin dibanding kan wanita. Bukan sebuah perbedaan yang besar, namun cukup memiliki implikasi yang penting sekali.
"Hal ini tentu bertentangan dengan latar belakang wanita yang secara dramatis mengalahkan pria di bidang pendidikan dan pencapaian prestasi kerja," tambah Irwing.
Statistik
Terutama ketidakseimbangan antara jenis kelamin yang menuntut pekerjaan yang memerlukan intelejensia tinggi. Menurut Richard, di tingkat mendekati jenius (IQ 145), laki-laki melebihi perempuan dengan perbandingan 8:1. “Itu statistik, bukan seksisme,” ujarnya.
Dalam konteks ini, kata dia, kekhawatiran Profesor Greenfield bahwa hanya satu dari 10 profesor sains berjenis kelamin perempuan tampaknya tidaklah seburuk itu. Hal ini, kata dia, juga menjelaskan mengapa, di hampir 110 tahun sejarah Hadiah Nobel, hanya dua perempuan yang pernah memenangkan penghargaan di bidang fisika, empat di bidang kimia. Bahkan tidak ada perempuan sama sekali yang pernah memenangkan penghargaan di bidang matematika selama delapan dekade.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekuatan politik, lanjutnya, rasanya tidak mungkin untuk menekan pembuatan pelaporan statistik semacam itu. Menurutnya, adalah fakta tak terbantahkan bahwa pada saat kedua jenis kelamin mencapai 21, IQ laki-laki rata-rata memiliki skor lima poin lebih tinggi ketimbang perempuan. “Kita harus melihat ke bidang psikologi evolusioner untuk penjelasan mengapa laki-laki telah muncul sebagai jenis kelamin yang lebih cerdas,” kata dia.
Meskipun memiliki pandangan yang tidak sejalan dengan Richard, Irwing menambahkan dia merasa wajib menempatkan "kebenaran ilmiah" di atas konflik politik pribadi. Meramalkan kemungkinan atas seluruh populasi, hasilnya mengindikasikan bahwa terdapat tiga lelaki untuk setiap wanita dengan IQ di atas 130, 5,5 lelaki untuk setiap wanita dengan IQ di atas 145.
Pengkajian itu juga menawarkan angin sejuk kepada kaum wanita yang disebutkan bahwa kaum wanita cenderung untuk bekerja lebih keras. Wanita dengan IQ yang sama dengan lelaki mencapai "hal yang lebih" karena mereka lebih tekun dan sanggup menyesuaikan diri pada periode kerja keras yang terus menerus.
Sementara itu, Presiden Univesitas Hardvard, Lawrence Summers mencetuskan pernyataan yang kontroversial di sebuah seminar dengan mengatakan bahwa salah satu sebab lelaki mengungguli wanita di bidang matematika dan ilmu pengetahuan (science) adalah genetika.
Beberapa peserta seminar meninggalkan konferensi usai pernyataan Summers, yang segera meminta maaf dan meralat dengan mengatakan bahwa kekurangan akademis wanita sebagian disebabkan oleh kewajiban wanita yang lebih mengutamakan anak-anak dan cenderung membatasi jam kerjanya.
(Nv@/CN15) .//suaramerdeka.com