Ditulis oleh Administrator
Friday, 22 October 2010
BANTARKAWUNG - Desa Kebandungan Kecamatan Baantarkawung dikenal sebagai daerah penghasil jagung yang pemasarannya hingga ke luar daerah. Namun, ratusan petani jagung disana masih berada di tingkat kesejahteraan yang rendah.
Kondisi tersebut diakui oleh Kepala Desa Kebandungan Sutarto MPd. Menurut dia, meski tanaman jagung merupakan andalan sektor pertanian di Desanya, namun para petani masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
"Kondisi itu disebabkan masih digunakannya sitem ijon dalam sistem bertransaksi hasil pertanian, sehingga kalaupun ada keuntungan yang dihasilkan relatif sedikit yang dirasakan petani," ungkapnya, Jumat (22/10).
Dikatakan Sutarto, sistem ijon dipilih petani sebagai upaya mensiasati permodalaan yang tidak dimiliki mereka.
"Petani mendapatkan modal dari seorang juragan, mulai dari bibit, pupuk maupun obat-obatan pertanian yang harganya sudah ditentukan oleh pemodal. Selain itu saat petani memanen hasil tanamannya, mereka juga harus menjual hasil panennya kepada pemodal yang telah memberi pinjaman," kata Sutarto.
Meski harga jual disesuaikan dengan harga yang berlaku di pasaran, namun para petani terbebani dengan nilai pinjaman modal yang harus mereka kembalikan. Selain itu keuntungan naik-turun (fluktuatif) sedangkan pinjaman harus tetap dibayar.
"Kondisi demikian yang menyebabkan para petani sering tidak tenang, Mereka sudah terikat kontrak dengan para pengijon, sejak awal penggarapan lahan," ujar Sutarto. Lahan yang digunakan sebagai perkebunan jagung di Desa Kebandungan sendiri menurut Sutarto, sekarang mancapai 250 hektar termasuk didalamnya lahan perhutani. Dengan harga jual jagung yang berlaku saat ini sebesar Rp 200/ kilogram. Semestinya para petani bisa mendapatkan keuntungan lebih.http://www.radartegal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar