Ditulis oleh Administrator
Monday, 18 October 2010
BUMIAYU - Kemacetan di ruas jalan Bumiayu-Bantarkawung-Salem seolah menjadi pemandangan yang biasa terjadi, terutama setiap datangnya hari pasaran Wage, bertepatan dengan beroperasinya Pasar Hewan Bumiayu yang buka setiap 5 hari sekali.
Berdasarkan pantauan Radar Senin (18/10), penyebab utama terjadinya kemacetan di pasar yang berada tepat dipinggir ruas jalan provinsi tersebut, berada dipintu masuk barat blok penjualan hewan. Kendaraan pengangkut ternak saling berebut masuk, padahal akses masuk hanya bisa dilalui satu kendaraan. Praktis kondisi itu mengakibatkan antrean kendaraan, baik dari arah Bumiayu maupun Salem.
Kondisi tersebut mendapat keluhan dari sejumlah warga, seperti yang disampaikan Juwono (45), seorang pengemudi angkutan ternak yang biasa beroperasi mengangkut hewan ternak dari Pasar Hewan Bumiayu menuju sejumlah wilayah di Kabupaten Brebes.
’’Terutama lahan parkir, kemacetan diakibatkan para pengemudi kesulitan untuk memarkirkan kendaraan saat berada di dalam pasar. Baik untuk menurunkan hewan, maupun mengangkut,’’ ungkapnya. ’’Kondisi lahan yang ada saat ini sudah sangat sempit, sehingga tidak jarang terjadian kendaraan pengangkut ternak hingga keluar lokasi pasar dan menimbulkan kemacetan," lanjutnya.
Kondisi tersebut sedianya tidak terjadi jika kelanjutan proyek perluasan Pasar Hewan yang telah dimulai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes pada tahun 2008 terus dilaksanakan. Saat itu, pemkab telah melaksanakan perluasan Pasar Hewan dengan menggunakan lahan seluas 1 hektar di bagian belakang pasar, disertai dengan penyelesaian pembuatan tiang penambat hewan.
Hanya saja, dalam perkembangannya hingga saat ini kelanjutan proyek perluasan pasar hewan tidak kunjung dilaksanakan. Akhirnya, lokasi perluasan yang telah dilengkapi tiang penambat saat ini dalam kondisi tidak terawat. Kepala Pasar Hewan Seger PRS saat dikonfirmasi Radar kemarin, membenarkan kondisi yang terjadi. Menurut dia, tidak difungsikannya lahan baru di lokasi perluasan pasar disebabkan, para pedagang enggan menempati lokasi tersebut.
’’Pedagang enggan menempati karena lokasi perluasan masih sangat terbuka tanpa ada peneduh. Pedagang keberatan jika hewan ternak dagangannya dibiarkan berada di bawah terik matahari. Sehinga mereka lebih memilih untuk menempati lokasi lama yang lebih teduh," jelas Seger.
Dikatakan dia, setelah proses perluasan pasar dapat terpenuhi maka akan dilanjutkan dengan pembangunan sarana pelengkap lainya, termasuk pagar keliling. Relokasi terhadap pedagang yang berjualan di pinggir jalan baru akan dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan pasar dapat terselesaikan pembangunannya.
’’Pembangunannya sekarang ini memang belum sempurna. Kami belum mendapat informasi terkait dimulainnya kelanjutan pembangunan lokasi tersebut. Padahal, di setiap tahun anggaran kami senantiasa mencantumkannya. Termasuk dalam kegiatan Musrenbang," terang Seger. (pri)http://www.radartegal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar