Gambar kantor kepala desa Bantarkawung
BANTARKAWUNG - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Bantarkawung Rabu (22/12) sejak siang hingga malam hari mengakibatkan longsor di tujuh Desa yang ada di Kecamatan Bantarkawung. Tujuh desa tersebut meliputi Desa Legok, Tambakserang, Cinanas, Bantarkawung, Terlaya, Jipang dan Bangbayang.
Bencana itu mengakibatan kerusakan sejumlah sarana infrastuktur maupun pemukiman warga. Selain itu, tiga Kepala Keluarga (KK) di Dukuh Kosambi, Desa Jipang mengalami luka berat dan ringan.
Menurut Kastoni, salah satu korban longsor, saat rumahnya ambruk dia tengah berada di luar rumah mengawasi aliran sungai Cimuncang yang memperlihatkan tanda-tanda terjadinya banjir. Rumah Kastoni sendiri berada di atas tebing setinggi 6 meter, sementara di bagian samping rumahnya juga terdapat tebing setinggi 5 meter.
"Saat itu saya berada di luar rumah melihat sungai, selain saya juga ada warga lain yang sama-sama berada di luar rumah. Namun karena saat itu tiba-tiba listrik mati, maka ada dua keluarga yang mampir ke rumah saya sembari menunggu listrik menyala," kata Kastoni.
Dua keluarga itu masing masing Sulkin (37), Darmini (34) istri Sulkin dan dua anaknya yakni Bayu (12) serta Linda (16). Sementara lainnya adalah keluarga Taryo (37), Darwati (35) istri Taryo dan anaknya Dea (12). Tujuan mereka datang ke lokasi adalah untuk melihat sungai sekaligus mengajak Kastoni beserta istrinya yakni Sukani (65) mengungsi ke rumah keluarga jika banjir semakin besar. "Air sungai memang semakin membesar, karenanya saya perintahkan mereka untuk segera naik ke lokasi yang lebih tinggi dan mengajak istri saya meninggalkan rumah," ungkap Kastoni.
Dua keluarga tersebut akhirnya masuk kedalam rumah Kastoni untuk mengajak Sukani, namun saat berada di dalam rumah, aliran listrik mendadak mati. Bersamaan dengan itu, tebing yang berada tepat disamping rumah Kastoni ambruk dan langsung menimpa bangunan rumah hingga hancur total. Kastoni yang belum sempat masuk ke dalam rumah berteriak histeris dan berupaya menarik tubuh istrinya yang terhimpit pintu rumah. Sedangkan 7 keluarga yang masih berada di dalam, tertimpa material rumah.
Puluhan warga segera berlarian membantu mengeluarkan para korban dari dalam rumah yang hancur. Setelah berhasil dikeluarkan, korban yang rata-rata mengalami luka robek dan memar akibat benturan segera dilarikan ke Puskesmas Bantarkawung. Hanya saja Sulkin, salah satu korban mengalami luka cukup serius di bagian kepala dan tubuhnya hingga terpaksa dirujuk ke RSUD Margono Purwokerto.
"Beruntung saat itu kami semua berada di ruang depan, kalau saja ada di ruang tengah atau dapur jiwa kami tidak akan terselamatkan," kata Taryo, salah satu korban saat berada di Puskesmas Bantarkawung. Kepala Desa Jipang Ahmad Riyadi membenarkan terjadinya bencana tersebut. Dikatakan sebagian korban diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan di Puskesmas. "Kecuali Sulkin mengalam luka serius dan terpaksa dirujuk," kata Ahmad.
Sementara Camat Bantarkawung Edi Sudarmanto SIP mengatakan dari laporan yang telah masuk diketahui bencana alam yang dipicu tingginya curah hujan ini tidak hanya terjadi di Desa Jipang. "Ada 6 desa lain yang melaporkan terjadinya bencana alam, saat ini kita upayakan penanganannya," kata Edi. (pri). radar tegal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar