Asep Candra | Sabtu, 23 April 2011 | 19:39 WIB
Dibaca: 25116
Ilustrasi tes urin
KOMPAS.com — Minum urine sudah jadi budaya bagi sebagian masyarakat selama berabad-abad. Apakah itu berarti urine aman untuk diminum?
Sebanyak 95 persen dari urine adalah air. Adapun 5 persennya lagi adalah elektrolit yang mengandung klorida, sodium, dan potasium. Urine juga bisa membawa sisa racun hasil buangan ginjal.
Sodium menarik air dari sel sehingga jika jumlahnya terlalu banyak di dalam tubuh, maka senyawa ini dapat menyebabkan dehidrasi. Sementara itu, terlalu banyak potasium bisa berbuntut pada serangan jantung.
"Mirip seperti minum air laut," kata Jeff Giullian, ahli ginjal dari South Denver Nephrology Associates di Colorado, Amerika Serikat.
Meskipun demikian, elektrolit-elektrolit seperti itu tetap dibutuhkan sel untuk menghasilkan listrik dalam tubuh.
Pada beberapa budaya, urine dikonsumsi. Masyarakat di Semenanjung Iberia pada 50 tahun sebelum Masehi menggunakannya untuk memutihkan gigi. Dalam bahasa Sanskerta, ada istilah "amaroli" yang berarti "terapi urine".
Beberapa orang juga dikenal menggunakan urine untuk bertahan hidup pada saat kondisi kurang air. Dan Woolley, yang terperangkap selama 65 jam di bawah reruntuhan Hotel Montana di Haiti, mengaku meminum urinenya sendiri.
Bear Grylls, pembawa acara TV Man Vs Wild, menyebutkan minum urine sebagai salah satu cara bertahan hidup. Woolley mengaku terinspirasi Grylls.
Akan tetapi, Les Stroud, bintang acara Survivorman, mengatakan hal yang berbeda. Ia memasukkan urine ke dalam daftar "jangan minum". Mengonsumsi urine saat bertahan hidup malah akan memperparah keadaan.
Saat seseorang kurang cairan, kandungan elektrolit menjadi berlebihan dan konsentrasi asam juga meningkat. Meminumnya hanya akan memperparah kondisi. (Alex Pangestu/Popsci)
Sebanyak 95 persen dari urine adalah air. Adapun 5 persennya lagi adalah elektrolit yang mengandung klorida, sodium, dan potasium. Urine juga bisa membawa sisa racun hasil buangan ginjal.
Sodium menarik air dari sel sehingga jika jumlahnya terlalu banyak di dalam tubuh, maka senyawa ini dapat menyebabkan dehidrasi. Sementara itu, terlalu banyak potasium bisa berbuntut pada serangan jantung.
"Mirip seperti minum air laut," kata Jeff Giullian, ahli ginjal dari South Denver Nephrology Associates di Colorado, Amerika Serikat.
Meskipun demikian, elektrolit-elektrolit seperti itu tetap dibutuhkan sel untuk menghasilkan listrik dalam tubuh.
Pada beberapa budaya, urine dikonsumsi. Masyarakat di Semenanjung Iberia pada 50 tahun sebelum Masehi menggunakannya untuk memutihkan gigi. Dalam bahasa Sanskerta, ada istilah "amaroli" yang berarti "terapi urine".
Beberapa orang juga dikenal menggunakan urine untuk bertahan hidup pada saat kondisi kurang air. Dan Woolley, yang terperangkap selama 65 jam di bawah reruntuhan Hotel Montana di Haiti, mengaku meminum urinenya sendiri.
Bear Grylls, pembawa acara TV Man Vs Wild, menyebutkan minum urine sebagai salah satu cara bertahan hidup. Woolley mengaku terinspirasi Grylls.
Akan tetapi, Les Stroud, bintang acara Survivorman, mengatakan hal yang berbeda. Ia memasukkan urine ke dalam daftar "jangan minum". Mengonsumsi urine saat bertahan hidup malah akan memperparah keadaan.
Saat seseorang kurang cairan, kandungan elektrolit menjadi berlebihan dan konsentrasi asam juga meningkat. Meminumnya hanya akan memperparah kondisi. (Alex Pangestu/Popsci)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar