Selamat datang di "CINGSINGSEHAT.COM"

coba

RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN 

RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO

SEHAT UNTUK SEMUA

Anda Pengunjung Ke

Minggu, 10 Oktober 2010

Potensi Kopi Mulai Ditinggalkan Petani

Ditulis oleh Administrator
Friday, 08 October 2010
SALEM - Desa Bentar, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi di wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan. Selain desa Bentar, beberapa desa lain di Kecamatan Salem juga memiliki potensi tanam kopi, seperti Desa Ciputih dan Ganggawang.

Namun, dalam perjalanannya saat ini, produksi kopi yang dihasilkan para petani di sana mengalami pernurunan semenjak lima tahun terakhir. Kondisi tersebut menyusul semakin menyusutnya jumlah lahan kopi milik warga masyarakat akibat penebangan.

’’Jenis kopi yang banyak ditanam warga di sini adalah dari jenis arabika. Namun, saat ini jumlah produksinya semakin menyusut. Hal itu dikarenakan para petani menebang tanaman kopi yang sudah tidak lagi produktif, namun tidak dibarengi dengan penanaman ulang," jelas Sucarko, pelaku usaha kopi yang saat ini juga menjabat sebagai kepala Desa Bentar Jumat (8/10).

Penurunan produksi sebagaimana, dikatakannya, dapat terlihat dalam setiap musim panen. Sebelumnya, dia bisa menampung lebih dari 1 ton kopi. Namun, saat ini jumlah itu sulit didapat. ’’Untuk dapat 1 ton saja sekarang sulit. Kalaupun bisa membutuhkan waktu lama," keluhnya.

Dikatakan Sucarko, tidak dilakukannya penanaman kembali lahan kopi yang telah ditebang disebabkan masyarakat petani kesulitan didalam mendapatkan bibit kopi. Penebangan tanaman kopi sendiri dilakukan setelah tanaman tersebut tidak lagi produktif, para petani mengganti dengan jenis tanaman lain. Namun, hasilnya tidak sesuai jika dibandingkan saat mereka menanam tanaman kopi.

’’Karenanya, para petani di sini berharap kepada pemerintah untuk dapat memberikan bantuan bibit kopi, sehingga lahan mereka yang saat ini kurang produktif dapat digunakan lagi menjadi kebun kopi," ungkapnya. Penurunan produksi kopi dari sejumlah desa di Kecamatan Salem, menurut Sucarko, juga dibarengi dengan penurunan kualitas hasil panen. Sehingga saat ini produksi kopi Kecamatan Salem kalah bersaing dibandingkan dengan kopi yang dihasilkan dari wilayah Wonosobo.

’’Selain bantuan bibit tanaman juga diperlukan pembinaan atau penyuluhan terhadap petani juga layak diintensifkan. Tujuannya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Di sini kami sangat mengarapkan peran serta dari dinas terkait," terangnya. (pri)Radar Tegal.

Tidak ada komentar:

Hi hi hi hiii....