Desa Bentar memang menjadi pusat kegiatan batik. Dalam perjalanannya, aktivitas membatik tersebut juga menyebar ke desa tetangga, seperti Desa Bentarsari dan Desa Ciputih. Seperti apa kegiatan mereka?
LAPORAN: TEGUH SUPRIYANTO Pemandangan orang membatik, menjemur kain dapat dengan mudah ditemui di jalan ataupun gang yang berada di desa tersebut. Sementara di bagian lain perumahan, terlihat jari jemari para wanita terampil menorehkan tinta malam ke lembaran kain. Sesekali wanita itu meniup canting (alat batik) untuk kembali ditorehkan pada lembaran kain hingga terbentuk motif khas batik Salem. Meski diakui cukup pesat perkembangannya, masih banyak hal yang harus dibenahi dari industri batik tulis yang digeluti warga Desa Bentar dan Bentarsari. Kepala Desa Bentar Sucarko mengatakan peranan pemerintah untuk mendorong pengembangan batik tulis tetap diperlukan. Apalagi batik Salem telah menjadi komoditas unggulan Kabupaten Brebes. "Perkembangannya memang cukup pesat. Itu bisa dilihat dari jumlah perajin yang kini mencapai lebih dari 300 orang," kata Sucarko. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah keberadaan perajin kecil. Dikatakan Sucarko, perajin terbagi menjadi dua, yakni perajin kecil dan perajin besar (pengusaha). Dalam pengamatannya, perkembangan batik belum berimbas positif pada peningkatan ekonomi perajin secara maksimal. "Penghasilan mereka sebagai pembatik masih pas-pasan," katanya. Karenanya, diharapkan bantuan-bantuan juga bisa menyentuh perajin kecil, khususnya mengenai permodalan. "Mereka sebenarnya bisa mandiri asalkan ada permodalan. Sehingga tidak tergantung kepada pengusaha," katanya.(*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar