Selamat datang di "CINGSINGSEHAT.COM"

coba

RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN 

RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO

SEHAT UNTUK SEMUA

Anda Pengunjung Ke

Minggu, 14 November 2010

Semua Imunisasi Itu Penting!


“AH, nanti saja imunisasinya. Toh tinggal imunisasi yang dianjurkan. Pokoknya kan, imunisasi yang diwajibkan sudah lengkap.” Acapkali anggapan seperti itu terpatri dalam pikiran Moms yang masih memiliki bayi.

Tak sedikit pula orangtua yang menganggap remeh pemberian vaksin. Bahkan yang lebih parah, ada orangtua yang tidak memvaksinasi sama sekali buah hatinya dengan alasan tak tega melihat sang bayi disuntik.

Coba bayangkan jika tiba-tiba dokter memvonis bayi Anda terserang penyakit berat? sesal pun datang setelah semuanya terjadi! Pasalnya, ada penyakit walaupun sembuh menyisakan cacat seumur hidup.

Melindungi Risiko Penyakit Berat

Perlu diketahui Moms, sistem pertahanan bayi sangat lemah. Sebab, daya tahan atau sistem imun bayi belum sepenuhnya terbentuk. Ini menyebabkan anak memiliki risiko tinggi terkena penyakit.

Seperti ditegaskan oleh dr. Caroline Mulawi, SpA, imunisasi layaknya memberikan perlindungan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit yang menyerang. Tapi ingat, bayi yang sudah mendapat imunisasi bukan berarti bebas sepenuhnya dari penyakit. Masih ada kemungkinan terserang penyakit, namun tidak separah jika tidak mendapatkan imunisasi.

Tidak Ada Istilah Wajib dan Dianjurkan!

Dulu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagi imunisasi dalam dua kelompok, yaitu imunisasi wajib dan imunisasi yang dianjurkan.

“Sebenarnya, istilah imunisasi wajib ini mengacu pada kemampuan pemerintah dalam menyediakan vaksin, seperti BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, dan campak. Dan vaksin-vaksin itu tersedia di seluruh pelayanan kesehatan. Sedangkan, vaksin anjuran itu karena pemerintah belum sanggup menyediakan secara gratis, sehingga orangtua mengeluarkan biaya sendiri,” jelas Dokter yang berpraktik di OMNI Hospital Pulomas ini.

Sekarang, dalam jadwal imunisasi 2010 rekomendasi IDAI tidak tertera istilah imunisasi wajib dan imunisasi yang dianjurkan.

“Orangtua seringkali salah kaprah dalam memahami pengertian imunisasi wajib dan imunisasi yang dianjurkan. Malah sebagian besar menganggap bila sudah melakukan imunisasi wajib, maka tidak perlu melakukan imunisasi yang dianjurkan. Padahal, vaksin wajib dan dianjurkan itu sama pentingnya dan sebaiknya keduanya dilakukan demi perlindungan optimal,” imbuhnya.

Lakukan Imunisasi Sebelum Terlambat!

Selain menganggap ‘cuma dianjurkan’, kendala orangtua malas memvaksinasi bayinya adalah mahalnya biaya vaksinasi.

Ambil contoh, penyakit pneumokokus. Diam-diam, bakteri Streptococcus Pneumoniae ini siap menyerang bayi berusia di bawah 24 bulan. Dan beberapa penyakit berat dalam kelompok penyakit ini adalah Pneumonia (radang paru), Meningitis (radang otak), Sepsis (keracunan dalam darah) dan infeksi telinga.

Dan yang lebih menakutkan, jika bayi Moms terkena penyakit meningitis, bukan tidak mungkin dia mengalami cacat permanen seperti: gangguan pendengaran dan saraf, retardasi mental, epilepsi, kelumpuhan, hingga kematian. Untuk itu bayi Moms, perlu mendapat vaksinasi IPD.

“Harga vaksin itu tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengobati anak yang terserang penyakit berat. Padahal, penyakit itu sebelumnya bisa dicegah melalui vaksinasi,” pesan Caroline.

Perhatikan Sebelum Vaksinasi

- Baca informasi seputar vaksin.

- Tanyakan kepada DSA mengenai manfaat dan risiko vaksin.

- Pastikan anak Anda diperiksa lengkap sebelum imunisasi untuk menjamin bayi Anda tidak sakit; karena mungkin saja dia sudah sakit walau gejal-gejalanya belum muncul. Sebaliknya, kalau anak sudah menunjukkan tanda-tanda sakit, beritahu DSA-nya.

- Amati bayi Anda baik-baik selama 72 jam (3 hari) setelah vaksinasi (terutama 48 jam pertama). Laporkan segera ke DSA bila ada reaksi-reaksi berat. Catat reaksi apapun di dalam buku kesehatan atau imunisasi anak Anda.
(Mom& Kiddie//ftr)
Share

Tidak ada komentar:

Hi hi hi hiii....