CINGSINGSEHAT.COM, Tulisan ini sengaja dibuat untuk mengetuk hati nurani kita sebagai manusia, apakah kita akan membiarkan kesenjangan hidup di tengah masyarakat seperti ini dibiarakan terus. Tulisan ini adalah hasil pengamatan penulis ketika bersosialisasi di tengah lapisan masyarakat kita yang begitu komplek. Alangkah baiknya puisi ini disampaikan dalam bentuk puisi monolog, sehingga penyampaian isi tulisan ini bisa tepat sasaran yaitu pada hati nurani para pendengar.
Sesosok tubuh renta, umurnya sudah melewati setengah abad, badannya sudah membongkok tak tegap lagi, dengan wajah berat dan berkeriput. Seorang nenek sedang mengais butiran beras dengan sapu lidi dan jemarinya untuk mengumpulkan ceceran beras yang berserakan di tengah pasar. Mulai dari satu butir, dua butir, hingga puluhan butir beras dimasukan ke dalam kantong plastik, hingga akhirnya terkumpul 8 ons beras, tidak sampai satu kilo,…ahh sudah lelah terlihat si nenek itu rupanya, sambil berucap syukur “ Alhamdulillah hari ini aku bisa makan “ benak si nenek itu berkata. Tanpa terpikir apakah esok hari masih bisa mengumpulkan 8 ons beras lagi atau tidak. Sesampai di rumah beras tadi di nanaknya di atas tungku dan api kayu bakar. Terlihat lahap dan nikmat si nenek itu menyantap hasil jerih payahnya, walau ditambah sayur tumis daun singkong…..tanpa menyisakan sebutirpun nasi di daun pisangnya …si nenek tampak lebih segar setelah menyantap makannya. Sambil memasukkan sebutir nasi yang menempel di ujung sudut bibir yang tertinggal, sinenek berdo’a, agar esok hari bisa mengais butiran beras lebih banyak hingga menjadi 9 ons.
Sementara di tengah keramaian super market terlihat ibu keren dengan baju bermerk, dan untaian perhiasan yang bergelantungan di tubuhnya, membeli beras super enak dan super mahal dan menyuruh tukang angkut membawakan beberapa karung beras untuk dibawa ke mobil mewahnya. Sesampai di rumah beras yang baru dibeli tadi dimasukan ke dalam gudang. Rupanya …sudah waktunya si ibu ini untuk makan siang…si ibu memanggil si inem pembantunya,… Nem nasi ini ko ga enak ya, padahal beras dan harganya sama yang aku beli tadi ? “ Tanya si ibu kepada pembantunya. “Anu buu… nasi yang disantap ibu tadi memang sama dengan yang beras yang ibu beli tadi, tapi nasi yang ini berasnya sudah ibu beli dua bulan yang lalu “ jelas si Inem….Ohh, si Ibu bergumam sambil meninggalkan meja makan dan nasi yang tersisa di piring kramiknyapun tak dihabiskannya…..mubadzir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar