Asep Candra
|
: KOMPAS.com — Istilah "sex detox" mungkin belum begitu akrab di telinga. Namun, dua kata ini dapat diartikan dengan sederhana, yakni menghentikan aktivitas seksual selama kurun waktu tertentu untuk memperbaiki kualitas kehidupan seksual Anda.
Adalah terapis seks kenamaan, Ian Kerner, yang mengenalkan istilah ini dalam salah bukunya berjudul Sex Detox. Ia mengatakan, untuk menggapai kepuasan yang lebih baik, terkadang seseorang harus melupakan aktivitas seksual untuk sesaat. Puasa seks dapat dilakukan hingga 30 hari lamanya. Upaya ini dapat membantu memperbarui hubungan setiap pasangan dan mengembalikan gairah seksual yang sempat padam.
Mengapa perlu "sex detox"?
Terkadang Anda harus melupakan seks sementara waktu untuk memahami masalah yang mungkin menghantui dan mengganggu keharmonisan Anda. Jika Anda melakukan seks sekadar menuntaskan kewajiban, melakukan orgasme semu, atau gairah menurun karena merasa tidak tertarik, detoks dapat membantu dalam memecahkan masalah dan menelusuri apa yang tengah terjadi dengan Anda.
Bagaimana melakukannya?
Setiap hari selama 30 hari "berpuasa", Anda harus melakukan aktivitas yang berbeda, membaca, atau merenung untuk mengeksplorasi banyak hal yang memengaruhi kehidupan seks Anda. Anda mungkin bisa melihat foto-foto kenangan keluarga untuk mempelajari bagaimana pengaruh ini berperan di masa kanak-kanak atau Anda juga bisa memeriksakan kesehatan Anda secara keseluruhan. Idealnya, detoks dilakukan suami dan istri bersamaan, tetapi Anda juga dapat melakukannya sendiri. Terkadang bila detoks ini memberi pengaruh positif, pasangan Anda juga akan mengikutinya.
Apa manfaat "sex detox"?
Anda akan mendapat pemahaman dan pengetahuan lebih luas mengenai apa yang terjadi dalam kehidupan seksual dan bagaimana pengaruhnya terhadap hubungan Anda dan sebaliknya. Perasaan Anda akan merasa lebih tersambung dan siap untuk berkomunikasi dengan pasangan. Kalaupun Anda tak mampu menahan gairah selama 30 hari penuh, pelanggaran mungkin akan membuat seks justru menjadi lebih hot, dan hasilnya tidak akan terlalu buruk.
Adalah terapis seks kenamaan, Ian Kerner, yang mengenalkan istilah ini dalam salah bukunya berjudul Sex Detox. Ia mengatakan, untuk menggapai kepuasan yang lebih baik, terkadang seseorang harus melupakan aktivitas seksual untuk sesaat. Puasa seks dapat dilakukan hingga 30 hari lamanya. Upaya ini dapat membantu memperbarui hubungan setiap pasangan dan mengembalikan gairah seksual yang sempat padam.
Mengapa perlu "sex detox"?
Terkadang Anda harus melupakan seks sementara waktu untuk memahami masalah yang mungkin menghantui dan mengganggu keharmonisan Anda. Jika Anda melakukan seks sekadar menuntaskan kewajiban, melakukan orgasme semu, atau gairah menurun karena merasa tidak tertarik, detoks dapat membantu dalam memecahkan masalah dan menelusuri apa yang tengah terjadi dengan Anda.
Bagaimana melakukannya?
Setiap hari selama 30 hari "berpuasa", Anda harus melakukan aktivitas yang berbeda, membaca, atau merenung untuk mengeksplorasi banyak hal yang memengaruhi kehidupan seks Anda. Anda mungkin bisa melihat foto-foto kenangan keluarga untuk mempelajari bagaimana pengaruh ini berperan di masa kanak-kanak atau Anda juga bisa memeriksakan kesehatan Anda secara keseluruhan. Idealnya, detoks dilakukan suami dan istri bersamaan, tetapi Anda juga dapat melakukannya sendiri. Terkadang bila detoks ini memberi pengaruh positif, pasangan Anda juga akan mengikutinya.
Apa manfaat "sex detox"?
Anda akan mendapat pemahaman dan pengetahuan lebih luas mengenai apa yang terjadi dalam kehidupan seksual dan bagaimana pengaruhnya terhadap hubungan Anda dan sebaliknya. Perasaan Anda akan merasa lebih tersambung dan siap untuk berkomunikasi dengan pasangan. Kalaupun Anda tak mampu menahan gairah selama 30 hari penuh, pelanggaran mungkin akan membuat seks justru menjadi lebih hot, dan hasilnya tidak akan terlalu buruk.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar