Ilustrasi
KOMPAS.com — Seorang pria asal California Selatan, Amerika Serikat, mungkin menjalani operasi untuk menyambung kembali penisnya setelah dipotong oleh sang istri dan dibuang ke tempat sampah.
Menurut Dr Andrew Kramer, ahli bedah urologi dari University of Maryland Medical Center, jika sebagian besar bagian penisnya masih bisa diselamatkan, penyambungan mungkin dilakukan.
"Seburuk-buruknya penyambungan itu adalah opsi terbaik," kata Kramer yang tidak terlibat dalam penanganan kasus itu.
Agar operasi penyambungan itu sukses, bagian penis yang terpotong harus disimpan dalam es dan idealnya disambung dalam waktu 24 jam. Namun, menurut Kramer, jika penis tidak bisa dipulihkan lagi atau potongannya lebih dari satu bagian, diperlukan pemasangan penis baru.
Pencangkokan penis itu dilakukan dengan mengambil otot, terutama dari lengan atas atau paha, dan dipasangkan di bagian pelvis.
"Otot itu harus terhubung dengan baik supaya mendapat pasokan darah. Kemudian otot itu ditutupi dengan kulit yang diambil dari bagian tubuh lain," katanya.
Menurut Kramer, penis seperti itu bisa berfungsi secara seksual atau dengan kata lain bisa ereksi. Alat prostetik yang dikenal dengan implan penis bisa dimasukkan ke dalam penis.
"Tetapi secara estetika penis baru ini tidak mirip dengan penis normal," kata Kramer yang memiliki keahlian dalam bidang implan penis dan disfungsi ereksi ini.
Bila bagian ureta yang menghubungkan kandung kemih dengan penis ikut terpotong, diperlukan rekonstruksi juga. Menurut Kramer, biasanya dokter bedah akan merekonstruksinya agak di bawah skrotum. "Ini berarti pria tersebut harus buang air kecil dengan posisi duduk," ujarnya.
Kendati dipasang implan penis, menurut Kramer, seorang pria tetap bisa mencapai kepuasan dalam hubungan seks karena saraf-saraf yang terlibat dalam orgasme masih terhubung.
"Tetapi pria itu tidak bisa ejakulasi. Jika ingin memiliki anak, ia bisa melakukan ekstrak sperma yang diambil dari testisnya dan dilakukan bayi tabung," katanya.
Menurut Dr Andrew Kramer, ahli bedah urologi dari University of Maryland Medical Center, jika sebagian besar bagian penisnya masih bisa diselamatkan, penyambungan mungkin dilakukan.
"Seburuk-buruknya penyambungan itu adalah opsi terbaik," kata Kramer yang tidak terlibat dalam penanganan kasus itu.
Agar operasi penyambungan itu sukses, bagian penis yang terpotong harus disimpan dalam es dan idealnya disambung dalam waktu 24 jam. Namun, menurut Kramer, jika penis tidak bisa dipulihkan lagi atau potongannya lebih dari satu bagian, diperlukan pemasangan penis baru.
Pencangkokan penis itu dilakukan dengan mengambil otot, terutama dari lengan atas atau paha, dan dipasangkan di bagian pelvis.
"Otot itu harus terhubung dengan baik supaya mendapat pasokan darah. Kemudian otot itu ditutupi dengan kulit yang diambil dari bagian tubuh lain," katanya.
Menurut Kramer, penis seperti itu bisa berfungsi secara seksual atau dengan kata lain bisa ereksi. Alat prostetik yang dikenal dengan implan penis bisa dimasukkan ke dalam penis.
"Tetapi secara estetika penis baru ini tidak mirip dengan penis normal," kata Kramer yang memiliki keahlian dalam bidang implan penis dan disfungsi ereksi ini.
Bila bagian ureta yang menghubungkan kandung kemih dengan penis ikut terpotong, diperlukan rekonstruksi juga. Menurut Kramer, biasanya dokter bedah akan merekonstruksinya agak di bawah skrotum. "Ini berarti pria tersebut harus buang air kecil dengan posisi duduk," ujarnya.
Kendati dipasang implan penis, menurut Kramer, seorang pria tetap bisa mencapai kepuasan dalam hubungan seks karena saraf-saraf yang terlibat dalam orgasme masih terhubung.
"Tetapi pria itu tidak bisa ejakulasi. Jika ingin memiliki anak, ia bisa melakukan ekstrak sperma yang diambil dari testisnya dan dilakukan bayi tabung," katanya.
Sumber :
LiveScience
Tidak ada komentar:
Posting Komentar