shutterstock
Kompas.com - Bila tidak diperlukan benar, sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi obat-obatan, terutama antibiotik yang bisa membahayakan tumbuh kembang janin. Masa paling krusial yang perlu diwaspadai adalah pada trisemester pertama kehamilan.
Obat antibiotik golongan kuinolon harus dihindari ibu hamil karena berpotensi menyebabkan kecacatan. "Antibiotik ini bekerja untuk menghambat pembentukan inti sel. Bila dikonsumsi saat hamil bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang pada janin," papar dr.Tonny Loho, spesialis patologi klinik dari RSCM Jakarta.
Gangguan tulang yang sering dialami bayi akibat antibiotik ini adalah terganggunya pertumbuhan tulang sehingga anak beresiko pendek. Risiko lainnya adalah tidak menutupnya tulah belakang (spina bifida).
Tonny menjelaskan, periode awal kehamilan merupakan masa yang penting karena terjadi pembentukan organ-organ tubuh dan janin sangat rentan terhadap apa yang dikonsumsi ibunya.
"Sayangnya kebanyakan wanita baru menyadari kehamilannya setelah 2-4 minggu setelah pembuahan sehingga mereka merasa masih bebas minum obat," papar pengajar dari divisi infeksi Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam acara seminar Pengobatan Terkini Kasus Infeksi dalam rangka perayaan ulang tahun RS Pondok Indah yang ke-21 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk mencegah efek buruk dari konsumsi obat-obotan, Tonny menyarankan agar setiap wanita yang sedang berencana untuk hamil memberitahu dokter bila mendapatkan resep obat.
Antibiotik golongan kuinolon antara lain spirofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, atau levofloksasin. Biasanya untuk mengobati penyakit infeksi saluran kemih, infeksi saluran cerna, infeksi saluran napas bawah, penyakit menular seksual, serta infeksi jaringan lunak dan tulang.
Selain pada ibu hamil, bayi dan anak-anak juga tidak disarankan mendapatkan antibiotik ini. "Setidaknya sampai anak usia remaja karena biasanya di usia ini tulang mereka sudah tumbuh maksimal. Pada bayi dan anak, antibiotik ini baru diberikan jika obat lain tidak efektif," paparnya.
Obat antibiotik golongan kuinolon harus dihindari ibu hamil karena berpotensi menyebabkan kecacatan. "Antibiotik ini bekerja untuk menghambat pembentukan inti sel. Bila dikonsumsi saat hamil bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang pada janin," papar dr.Tonny Loho, spesialis patologi klinik dari RSCM Jakarta.
Gangguan tulang yang sering dialami bayi akibat antibiotik ini adalah terganggunya pertumbuhan tulang sehingga anak beresiko pendek. Risiko lainnya adalah tidak menutupnya tulah belakang (spina bifida).
Tonny menjelaskan, periode awal kehamilan merupakan masa yang penting karena terjadi pembentukan organ-organ tubuh dan janin sangat rentan terhadap apa yang dikonsumsi ibunya.
"Sayangnya kebanyakan wanita baru menyadari kehamilannya setelah 2-4 minggu setelah pembuahan sehingga mereka merasa masih bebas minum obat," papar pengajar dari divisi infeksi Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam acara seminar Pengobatan Terkini Kasus Infeksi dalam rangka perayaan ulang tahun RS Pondok Indah yang ke-21 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk mencegah efek buruk dari konsumsi obat-obotan, Tonny menyarankan agar setiap wanita yang sedang berencana untuk hamil memberitahu dokter bila mendapatkan resep obat.
Antibiotik golongan kuinolon antara lain spirofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, atau levofloksasin. Biasanya untuk mengobati penyakit infeksi saluran kemih, infeksi saluran cerna, infeksi saluran napas bawah, penyakit menular seksual, serta infeksi jaringan lunak dan tulang.
Selain pada ibu hamil, bayi dan anak-anak juga tidak disarankan mendapatkan antibiotik ini. "Setidaknya sampai anak usia remaja karena biasanya di usia ini tulang mereka sudah tumbuh maksimal. Pada bayi dan anak, antibiotik ini baru diberikan jika obat lain tidak efektif," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar