Benarkah perselingkuhan secara emosional lebih menyakitkan dibandingkan selingkuh fisik?
Petti Lubis, Mutia Nugraheni
Bahkan, ketika tidak adanya keintiman fisik, keterlibatan emosional dan psikologi dengan orang lain secara konstan dapat 'mematikan' komitmen, kepuasan dan kedekatan dengan pasangan secara bersamaan.
"Ketika keintiman emosi dengan orang lain makin berkembang, maka Anda dan pasangan tidak akan lagi merasa terhubung secara emosi satu sama lain. Fokus dan energi yang biasanya ditujukan pada pasangan telah pindah ke orang lain. Perselingkuhan secara emosi bisa mematikan hubungan secara cepat," kata Lauren Mackler, terapis hubungan dan penulis buku "Solemate: Master the Art of Aloneness & Tranform Your life", seperti dikutip dari NY Daily News.
Perselingkuhan emosional dapat dimulai dengan komunikasi yang cukup seperti pertemanan. Lalu berlanjut pada hubungan yang intensif hingga berujung pada hubungan yang melibatkan perasaan. Hal ini sebenarnya sudah menjadi bentuk perselingkuhan.
"Seringkali seseorang yang berselingkuh secara emosi tidak menyadarinya. Sehingga, makin lama hubungan tersebut makin kuat dan mereka saling menyesuaikan satu sama lain," kata Dr. James Wadley, pakar pernikahan dan terapis seksual.
Lalu, apa tanda-tanda jika hubungan pertemanan sudah berkembang dan menuju arah perselingkuhan secara emosi? Ketika seseorang memikirkan orang lain, mengirimkan pesan baik melalui sms, email atau chatting secara terus menerus. Terutama jika seseorang mulai sering berbohong pada pasangannya.
"Ketika seseorang mengatakan pada pasangannya harus pulang malam karena pekerjaan, tapi dia ternyata menghabiskan waktu dengan orang lain, itu adalah sinyal paling nyata adanya sebuah pengkhianatan secara emosi," kata Mackler.
Baca juga: 12 Pria Ini Kepergok Selingkuh
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar