Selamat datang di "CINGSINGSEHAT.COM"

coba

RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN 

RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO

SEHAT UNTUK SEMUA

Anda Pengunjung Ke

Minggu, 24 Oktober 2010

Sakit Fisik Akibat Jiwa yang Sakit

Tekanan dalam hidup, senormal dan sekecil apa pun, bisa menyebabkan stres bagi individu. Apalagi bila tekanan itu berlangsung terus setiap hari. Karena itu, masyarakat yang hidup di kota-kota besar seperti Jakarta, yang setiap hari harus bergelut dengan kemacetan, banjir yang terjadi mendadak, serta kejahatan di jalan, lebih rentan mengalami stres.

Stres yang berkelanjutan, akan menyebabkan terganggunya psikis dan akhirnya menyebabkan penyakit fisik. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengartikan kesehatan secara luas sebagai "suatu kondisi sejahtera fisik, mental, dan sosial secara menyeluruh, bukan sekadar kondisi ketiadaan penyakit".

Pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Dunia tanggal 10 Oktober 2010 ini, kita diingatkan kembali bahwa jiwa dan fisik merupakan suatu kesatuan. Jika jiwa sakit, fisik kita juga ikut sakit. Hal diungkapkan oleh dr.Ari F.Syam, dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI/RSCM. Menurutnya, beberapa penyebab gangguan pencernaan adalah karena gangguan psikis.

"Sekitar 60-70 % pasien yang mengeluh nyeri di ulu hati disebabkan karena gangguan fungsional. Demikian juga dengan sebagian besar penderita sakit maag," katanya. Gangguan fungsional maksudnya adalah tidak ada kelainan pada saluran cerna, namun disebabkan oleh stres, kurang tidur, serta pola makan tidak teratur.

Selain itu sebagian besar penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner, stroke, dan asma, juga bisa diperburuk dengan kondisi sakitnya akibat faktor stres atau psikis.

Pada akhirnya dengan pengendalian diri yang baik serta didukung oleh kondisi keluarga yang harmonis kita dapat menekan faktor stress tersebut dan terhindar dari berbagai penyakit kronis tersebut yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan tersebut.

"Pemerintah juga seharusnya turut peduli untuk mengurangi berbagai kondisi yang dapat menimbulkan stres ditengah masyarakat, seperti mencari solusi kemacetan, serta menjaga tingkah laku mereka dalam rangka menyejukkan masyarakat, bukan malah meresahkan," katanya.
Penulis: AN | Editor: Lusia Kus Anna .Tekanan dalam hidup, senormal dan sekecil apa pun, bisa menyebabkan stres bagi individu. Apalagi bila tekanan itu berlangsung terus setiap hari. Karena itu, masyarakat yang hidup di kota-kota besar seperti Jakarta, yang setiap hari harus bergelut dengan kemacetan, banjir yang terjadi mendadak, serta kejahatan di jalan, lebih rentan mengalami stres.

Stres yang berkelanjutan, akan menyebabkan terganggunya psikis dan akhirnya menyebabkan penyakit fisik. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengartikan kesehatan secara luas sebagai "suatu kondisi sejahtera fisik, mental, dan sosial secara menyeluruh, bukan sekadar kondisi ketiadaan penyakit".

Pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Dunia tanggal 10 Oktober 2010 ini, kita diingatkan kembali bahwa jiwa dan fisik merupakan suatu kesatuan. Jika jiwa sakit, fisik kita juga ikut sakit. Hal diungkapkan oleh dr.Ari F.Syam, dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI/RSCM. Menurutnya, beberapa penyebab gangguan pencernaan adalah karena gangguan psikis.

"Sekitar 60-70 % pasien yang mengeluh nyeri di ulu hati disebabkan karena gangguan fungsional. Demikian juga dengan sebagian besar penderita sakit maag," katanya. Gangguan fungsional maksudnya adalah tidak ada kelainan pada saluran cerna, namun disebabkan oleh stres, kurang tidur, serta pola makan tidak teratur.

Selain itu sebagian besar penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner, stroke, dan asma, juga bisa diperburuk dengan kondisi sakitnya akibat faktor stres atau psikis.

Pada akhirnya dengan pengendalian diri yang baik serta didukung oleh kondisi keluarga yang harmonis kita dapat menekan faktor stress tersebut dan terhindar dari berbagai penyakit kronis tersebut yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan tersebut.

"Pemerintah juga seharusnya turut peduli untuk mengurangi berbagai kondisi yang dapat menimbulkan stres ditengah masyarakat, seperti mencari solusi kemacetan, serta menjaga tingkah laku mereka dalam rangka menyejukkan masyarakat, bukan malah meresahkan," katanya.
Penulis: AN | Editor: Lusia Kus Anna .http://health.kompas.com

Tidak ada komentar:

Hi hi hi hiii....