Kompas.com - Di balik kelembutan kaum perempuan, sebenarnya tersimpan kekuatan yang cukup besar. Dibandingkan kaum pria, perempuan lebih mampu menahan sakit, bahkan pada luka trauma yang cukup serius.
"Kekuatan" kaum wanita yang paling nyata adalah kemampuannya untuk mengandung selama 9 bulan, menahan sakit proses persalinan hingga mengasuh dan membesarkan anak. Kekuatan lain yang tersembunyi adalah menghadapi luka benturan atau trauma.
"Ketika terjadi luka trauma, kemampuan dan kekuatan wanita jauh lebih baik daripada pria. Daya tahan kaum wanita itu antara lain disebabkan karena hormonnya yang meningkatkan sistem imun," papar Dr.Adil H.Haider dari Johns Hopkins University.
Akan tetapi, hormon-hormon tersebut ternyata juga menjadi bumerang bagi kaum wanita sendiri. "Karena sistem imunnya yang terlalu aktif, kaum wanita juga lebih rentan terkenda penyakit autoimun seperti lupus," kata Haider.
Dalam penelitiannya, Haider melakukan analisa data pada tingkat ketahanan hidup (survival rates) 48.394 korban luka kecelakaan dan membagi mereka kedalam beberapa kelompok berdasarkan usia, yakni yang memiliki hormon rendah atau berusia 12 tahun atau di atas 65 tahun, serta kelompok usia 13-64 tahun.
Hanya mereka yang memiliki tekanan darah sangat rendah, dimana oleh para dokter dianggap sebagai tanda shock akibat trauma, yang termasuk dalam penelitian ini.
Dari pasien kelompok usia kurang dari 12 tahun, sekitar 29 persen pria dan 24 persen wanita meninggal. Sementara itu untuk kelompok usia 13-64 tahun, 34 persen pria meninggal dan 30 persen wanita yang meninggal. Di kelompok usia 65 tahun ke atas, terdapat 36 persen pria yang meninggal dan hanya 31 wanita yang meninggal.
Setelah mempertimbangkan faktor lain, seperti usia, keparahan luka, jenis luka dan terjadinya kecelakaan, para peneliti menyimpulkan angka harapan hidup kaum perempuan 14 persen lebih tinggi daripada kaum pria. Menurut Haider, hormon estrogen mungkin menjadi faktor yang penting dalam menentukan angka harapan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar