coba
RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN |
RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO
Anda Pengunjung Ke
Selasa, 26 Oktober 2010
4 Fase Seksual Ini Harus Dinikmati Bersama
Diposting oleh
cingsingsehat
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika menerima rangsangan seksual yang cukup, baik pria maupun wanita akan mengalami suatu reaksi seksual. Reaksi seksual yang sempurna seharusnya berlangsung dalam empat fase yang disebut siklus reaksi seksual.
Empat fase tersebut yaitu fase terangsang (excitement phase), fase datar (plateau phase), fase orgasme (orgasm phase), dan fase resolusi (resolution phase).
Pada setiap fase terjadi perubahan yang bersifat fisik dan psikis.
Perubahan fisik dapat dirasakan, baik pada kelamin maupun pada bagian tubuh lain, tidak hanya oleh yang bersangkutan melainkan juga pasangannya. Demikian juga dengan perubahan yang bersifat psikis.
Perubahan yang terjadi selama siklus reaksi seksual ini dapat menjadi petunjuk pada fase mana pasangan berada. Memahami hal ini sangat penting artinya agar hubungan seksual dapat berlangsung dengan harmonis.
Menurut Prof. DR. dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, dari Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, siklus reaksi seksual perempuan dan pria pada dasarnya sama.
Siklus itu dimulai dengan adanya dorongan seksual yang semakin meningkat karena adanya rangsangan seksual dari luar. Maka terjadilah reaksi seksual dengan fase orgasme sebagai puncaknya.
Kalau kenyataannya hubungan suami-istri tidak berlangsung seperti itu, menurut Wimpie, bisa jadi mitos tentang seks dan perbedaan peran jenis kelamin yang menjadi penyebabnya.
Dikatakan Wimpie, sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa urusan seksual adalah urusan pria. Masih banyak juga yang beranggapan bahwa perempuan atau istri hanyalah pihak yang pasif, yang menerima saja, dalam hal hubungan seksual. Bahkan banyak pria yang menganggap dan memperlakukan perempuan hanya sebagai objek seks.
“Mitos itu sangat berpengaruh negatif bagi fungsi seksual perempuan. Banyak perempuan yang menjadi lebih tertutup dalam menghadapi masalah seksual,” papar Prof. Wimpie.
Ditambahkan pula, setiap gangguan pada setiap fase siklus reaksi seksual dapat menimbulkan disfungsi seksual.
Dari pengalaman di klinik menghadapi pasangan dengan masalah seksual, Prof Wimpie melihat, tidak sedikit yang kemudian terungkap adanya masalah seksual pada pihak perempuan, walaupun semula pasangan itu datang karena masalah seksual pada pihak pria.
Lebih dari itu, tidak jarang terjadi suami baru tahu kalau istrinya ternyata mengalami gangguan fungsi seksual karena mitos sesat yang diyakininya selama ini.
Makanya, buang jauh-jauh mitos sesat itu. Nikmatilah semua fase dalam berhubungan suami-istri. Tidak perlu bangga kalau hanya bisa menikmati kepuasan sendiri. @ ken
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar