DENPASAR, KOMPAS - Kurangnya pengetahuan ibu dalam merawat bayi pasca-kelahiran menyebabkan sulitnya mengurangi angka kematian bayi di Bali. Hal ini diindikasikan oleh lambannya penanganan bayi saat sakit hingga kekurangan gizi.
Angka kematian bayi di Bali tahun 2010 mencapai 5,5 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sudah menurun dari tahun 2009, tercatat 8,9 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Nyoman Sutedja, untuk mengatasi kesulitan menurunkan angka kematian bayi, saat ini tengah dilakukan upaya mempermudah akses penanganan kesehatan bayi, seperti di puskesmas.
”Kami juga meningkatkan sosialisasi ke masyarakat guna menambah pengetahuan ibu dalam hal perawatan bayi,” katanya di Denpasar, Senin (13/12).
Pemerintah daerah juga telah menunjang dengan memberikan pelayanan gratis melalui program Jaminan Kesehatan Bali Mandara, dengan pelayanan kelas 3. Program ini sudah berjalan setahun dan mendapat respons yang tinggi dari ibu-ibu yang melahirkan sehingga mereka tak takut lagi ke rumah sakit akibat khawatir akan biaya perawatan di rumah sakit.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali Ketut Sukanatha mengingatkan perlunya terus menyosialisasikan pelayanan kesehatan. Menurut Ketut Sukanatha, masyarakat tidak hanya perlu bantuan biaya, tetapi juga perlu menambah pengetahuan tentang kesehatan bayi.
Dari data Dinas Kesehatan Bali, angka absolut kematian bayi di Bali tahun 2009 sebanyak 554 bayi dari 61.637 bayi lahir. Pada tahun 2010 tercatat 344 bayi dari 62.502 bayi. Target angka kematian bayi yang ditetapkan dalam tujuan pembangunan milenium (MDGs) 2015 di Bali adalah 2,8 kematian per 1.000 kelahiran hidup. (AYS)
Editor: TI Produksi | Sumber : Kompas Cetak Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar