Asep Candra | Kamis, 26 Mei 2011 | 15:31 WIB
shutterstock
KOMPAS.com — Satu lagi alasan bagi kaum perempuan untuk menjauhi kebiasaan merokok. Mengisap rokok dapat menghambat terjadinya perlendiran pada organ intim wanita sehingga menimbulkan rasa nyeri ketika berhubungan seksual.
Pakar seksologi dari Universitas Udayana Bali, Prof DR Dr Wimpie Pangkahila SpAnd, mengatakan, merokok dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dinding vagina. Akibatnya, perlendiran menjadi terhambat dan menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan intim.
Padahal, proses perlendiran vagina sangat penting dalam hal berhubungan seksual. Lendir vagina berfungsi sebagai pelumas yang memudahkan penetrasi tanpa rasa sakit.
"Rokok juga bisa menekan produksi hormon wanita, termasuk hormon testosteron. Akibatnya, dorongan seksual pun terhambat," ucap Wimpie.
Kalau hasrat seksual terhambat, otomatis proses perlendiran pada vagina pun terhambat. Dengan demikian, proses penetrasi pun akan menjadi sulit untuk dilakukan.
"Kalau dipaksa, tentu saja akan terasa sakit. Nah, kalau sudah demikian, bagaimana bisa wanita tersebut mengalami orgasme? Penetrasi saja sakit," kata Wimpie.
Meski demikian, Wimpie tidak menyalahkan rokok sebagai biang keladi sepenuhnya. Menurutnya, ada faktor lain yang berperan menyebabkan produksi lendir tidak maksimal.
"Rokok punya peran yang cukup berarti. Tetapi, untuk mengetahui secara pasti, lebih baik diperiksa terlebih dulu oleh ahli medis," imbuh Wimpie. (mic)
Pakar seksologi dari Universitas Udayana Bali, Prof DR Dr Wimpie Pangkahila SpAnd, mengatakan, merokok dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dinding vagina. Akibatnya, perlendiran menjadi terhambat dan menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan intim.
Padahal, proses perlendiran vagina sangat penting dalam hal berhubungan seksual. Lendir vagina berfungsi sebagai pelumas yang memudahkan penetrasi tanpa rasa sakit.
"Rokok juga bisa menekan produksi hormon wanita, termasuk hormon testosteron. Akibatnya, dorongan seksual pun terhambat," ucap Wimpie.
Kalau hasrat seksual terhambat, otomatis proses perlendiran pada vagina pun terhambat. Dengan demikian, proses penetrasi pun akan menjadi sulit untuk dilakukan.
"Kalau dipaksa, tentu saja akan terasa sakit. Nah, kalau sudah demikian, bagaimana bisa wanita tersebut mengalami orgasme? Penetrasi saja sakit," kata Wimpie.
Meski demikian, Wimpie tidak menyalahkan rokok sebagai biang keladi sepenuhnya. Menurutnya, ada faktor lain yang berperan menyebabkan produksi lendir tidak maksimal.
"Rokok punya peran yang cukup berarti. Tetapi, untuk mengetahui secara pasti, lebih baik diperiksa terlebih dulu oleh ahli medis," imbuh Wimpie. (mic)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar