Brisenia Flores
REPUBLIKA.CO.ID,ARIZONA - Masalah rasial memakan korban seorang gadis cilik berusia sembilan tahun di Amerika Serikat. Dari jarak dekat, gadis berdarah Meksiko bernama Brisenia Flores itu ditembak mati oleh kelompok anti-imigran yang main hakim sendiri.
Gina Gonzalez, ibu kandung Brisenia, menceritakan kejadian tragis tersebut di persidangan. Dengan bercucuran air mata, Gina menceritakan anaknya memohon agar tidak dibunuh sebelum akhirnya ditembak mati bersama dengan ayahnya.
Gina pun tidak luput jadi sasaran tembakan. Dia tersungkur di lantai dan berpura-pura mati. Saat itulah hatinya teriris-iris mendengar anaknya memohon agar tidak dibunuh.
''Aku bisa mendengar hal itu terjadi," kata Gina. ''Putriku berkata,'Kenapa kalian menembak ayahku? Kenapa kalian menembak ibuku?. Aku bisa mendengar dia memohong,'tolong jangan tembak aku.''
Anti-Imigran
Fakta percakapan tersebut baru terungkap pada persidangan kemarin. Brisenia dan ayahnya, Raul Flores Jr., dibunuh pada 30 Mei 2009 oleh sekelompok warga yang dibentuk untuk menangani imigran Meksiko.
Penembakan berlangsung sekitar 200 mil dari Tucson. Yakni, tempat pembantaian awal bulan ini yang juga memakan korban seorang gadis berusia sembilan tahun.
Shawna Forde, kepala kelompok Minutemen Pertahanan Amerika, sedang diadili atas tuduhan dua pembunuhan tingkat pertama tersebut. Dia diduga memimpin aksi serangan terhadap keluarga Flores bersama dua laki-laki.
Polisi menyatakan bahwa Forde percaya Flores adalah seorang pedagang obat dan menyimpan uang tunai serta barang-barang di rumah sehingga mereka bisa merampoknya. Forde yang memimpin penyerbuan dengan memberikan instruksi kepada dua teman laki-lakinya.
Kronologis Kejadian
Aksi penyerangan itu terjadi pada pukul 1 dini hari. Flores bangun untuk membuka pintu ketika ada suara polisi meminta dibukakan pintu. Tapi, dua orang tak dikenal itu langsung menerobos masuk. Brisenia kecil saat itu sedang terjaga bersama anjing barunya di sofa di ruang tengah.
Satu orang, kata Gina, adalah seorang wanita bertubuh besar. Seorang lagi adalah laki-laki dengan wajah dicat hitam dan bersenjata. Lelaki itu mengatakan kepada Flores,''Jangan terlalu dianggap pribadi, tapi peluru ini sudah ada namamu.''
Lelaki itu kemudian menembak bahu dan kaki Flores sebelum akhirnya menembaknya berkali-kali. Dia kemudian mengarahkan senapan ke Brisenia. Gina mendengar lelaki itu kembali mengisi peluru sebelum menembak Brisenia yang memohon untuk tidak ditembak.
Dalam keadaan luka tertembak, Gina mencoba menelpon 911. Tapi, lelaki itu tiba-tiba kembali ke rumah Gina. Gina berusaha mencari pistol suami lalu balik menyerang si pelaku yang diketahui bernama Jason Bush. Dalam keadaan terluka, Bush kabur melarikan diri.
Red: Didi PurwadiGina Gonzalez, ibu kandung Brisenia, menceritakan kejadian tragis tersebut di persidangan. Dengan bercucuran air mata, Gina menceritakan anaknya memohon agar tidak dibunuh sebelum akhirnya ditembak mati bersama dengan ayahnya.
Gina pun tidak luput jadi sasaran tembakan. Dia tersungkur di lantai dan berpura-pura mati. Saat itulah hatinya teriris-iris mendengar anaknya memohon agar tidak dibunuh.
''Aku bisa mendengar hal itu terjadi," kata Gina. ''Putriku berkata,'Kenapa kalian menembak ayahku? Kenapa kalian menembak ibuku?. Aku bisa mendengar dia memohong,'tolong jangan tembak aku.''
Anti-Imigran
Fakta percakapan tersebut baru terungkap pada persidangan kemarin. Brisenia dan ayahnya, Raul Flores Jr., dibunuh pada 30 Mei 2009 oleh sekelompok warga yang dibentuk untuk menangani imigran Meksiko.
Penembakan berlangsung sekitar 200 mil dari Tucson. Yakni, tempat pembantaian awal bulan ini yang juga memakan korban seorang gadis berusia sembilan tahun.
Shawna Forde, kepala kelompok Minutemen Pertahanan Amerika, sedang diadili atas tuduhan dua pembunuhan tingkat pertama tersebut. Dia diduga memimpin aksi serangan terhadap keluarga Flores bersama dua laki-laki.
Polisi menyatakan bahwa Forde percaya Flores adalah seorang pedagang obat dan menyimpan uang tunai serta barang-barang di rumah sehingga mereka bisa merampoknya. Forde yang memimpin penyerbuan dengan memberikan instruksi kepada dua teman laki-lakinya.
Kronologis Kejadian
Aksi penyerangan itu terjadi pada pukul 1 dini hari. Flores bangun untuk membuka pintu ketika ada suara polisi meminta dibukakan pintu. Tapi, dua orang tak dikenal itu langsung menerobos masuk. Brisenia kecil saat itu sedang terjaga bersama anjing barunya di sofa di ruang tengah.
Satu orang, kata Gina, adalah seorang wanita bertubuh besar. Seorang lagi adalah laki-laki dengan wajah dicat hitam dan bersenjata. Lelaki itu mengatakan kepada Flores,''Jangan terlalu dianggap pribadi, tapi peluru ini sudah ada namamu.''
Lelaki itu kemudian menembak bahu dan kaki Flores sebelum akhirnya menembaknya berkali-kali. Dia kemudian mengarahkan senapan ke Brisenia. Gina mendengar lelaki itu kembali mengisi peluru sebelum menembak Brisenia yang memohon untuk tidak ditembak.
Dalam keadaan luka tertembak, Gina mencoba menelpon 911. Tapi, lelaki itu tiba-tiba kembali ke rumah Gina. Gina berusaha mencari pistol suami lalu balik menyerang si pelaku yang diketahui bernama Jason Bush. Dalam keadaan terluka, Bush kabur melarikan diri.
Sumber: Dailymail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar