Menilik Potensi Unggulan Perkebunan Teh di Paguyangan
Ditulis oleh Administrator
Tuesday, 05 October 2010
Desa Cipetung, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, memiliki potensi perkebunan teh milik warga yang selama ini mampu diandalkan sebagai potensi unggulan. Apakah itu?
LAPORAN: TEGUH S.
POTENSI unggulan itu dihasilkan oleh beberapa desa di Kecamatan Paguyangan, khususnya yang berada di lereng Gunung Slamet.
Berbeda dengan daun teh yang di produksi oleh PT Perkebunan Nusantara IX Kaligua, teh yang dihasilkan dari perkebunan warga masyarakat Desa Cipetung ini diproduksi secara tradisional.
Sehingga baik rasa maupun aroma yang dihasilkan, benar-benar original atau tanpa sentuhan bahan campuran lain seperti melati yang lazim digunakan sebagai campuran teh.
’’Warga manamakan daun teh yang dihasilkan dengan sebutan teh incip, seluruh tahapan produksi dilakukan secara tradisional. Mulai dari pemetikan, memasak, hingga kemasannyapun masih seadanya. Bahkan wajan sebagai alat untuk memasak masih terbuat dari tanah," jelas Sutrisno, kepala Desa (Kades) Cipetung.
Dikatakan Sutrisno, di desanya terdapat 12 hektar perkebunan teh milik warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Sugih makmur. Dari 1 hektar lahan perkebunan mampu menghasilkan 500 kilogram teh basah dengan masa panen selama 15 hari sekali.
’’Secara keseluruhan terdapat 200 petani yang menggeluti usaha perkebunan teh incip ini, sementara rumah industri pengolahan terdapat 25 unit. Dalam pemasarannya, teh incip biasa langsung dikirim kepada para penjual di luar Kecamatan Paguyangan dengan harga Rp 1000 per ons," kata Sutrisno.
Perkebunan rakyat teh incip Desa Cipetung, menurut dia, selama ini belum dapat melakukan pengembangan usaha utamanya dalam sektor pengembangan pemasaran. Karenanya, dia berharap, para petani dapat di berikan pembinaan dari dinas terkait mengenai upaya pengembangan usaha dan juga peningkatan kualitas hasil produksi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar