Asep Candra |
KOMPAS.com - Penelitian terbaru di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa disfungsi ereksi (DE) atau impotensi bukan satu-satunya problem serius dalam kehidupan seksual kaum pria. Sebagian besar pria yang mengalami problem ereksi ternyata juga kesulitan mencapai orgasme dan bermasalah saat ejakulasi.
Dr. Darius Paduch, spesialis dan terapis seksual pria di Presbyterian Hospital/Weill Cornell Medical Center, NewYork, melakukan penelitian dengan menganalisis rekam medis 12.130 pasien. Seluruh pasien yang diteliti mengalami impotensi mulai dari level ringan hingga berat. Hasilnya menunjukkan, sekitar 65 persen pria kesulitan mengalami orgasme dan 58 persen bermasalah saat ejakulasi.
"Meskipun pengobatan seperti Viagra atau Cialis tercatat sukses dalam membantu para pasien, tetapi riset kami mengindikasikan adanya masalah seksual lainnya yang sebagian besar masih belum teratasi," kata Paduch.
"Kita harus memperluas definisi dari kualitas hidup saat dikaitkan dengan performa seksual. Dalam beberapa dekade terakhir, kita selalu terpusat pada masalah kekerasan penis, di mana ereksi merupakan sinonim dari fungsi seksual yang normal. Namuan demikian, kebanyakan pasien ternyata mengaku bahwa masalah-masalah terkait ejakulasi -- seperti menurunnya kekuatan atau volume atau menurun dan meningkatnya sensasi orgasme -- juga sebagai hal yang penting," tambahnya.
Riset, yang dipublikasi dalam British Journal of Urology International, itu menemukan bahwa masalah-masalah ejakulasi dan orgasme di luar dugaan menjadi keluhan di antara pasien yang mengalami impotensi/DE ringan. Kegagalan atau gangguan orgasme dilaporkan mencapai 26 persen pada kelompok ini, sedangkan gangguan ejakulasi mencapai 8 persen.
"Ini mengindikasikan bahwa gangguan seksual selain masalah ereksi juga sering terjadi bahkan pada pria yang tidak mengidap disfungsi ereksi," tandas Paduch.
Dr. Darius Paduch, spesialis dan terapis seksual pria di Presbyterian Hospital/Weill Cornell Medical Center, NewYork, melakukan penelitian dengan menganalisis rekam medis 12.130 pasien. Seluruh pasien yang diteliti mengalami impotensi mulai dari level ringan hingga berat. Hasilnya menunjukkan, sekitar 65 persen pria kesulitan mengalami orgasme dan 58 persen bermasalah saat ejakulasi.
"Meskipun pengobatan seperti Viagra atau Cialis tercatat sukses dalam membantu para pasien, tetapi riset kami mengindikasikan adanya masalah seksual lainnya yang sebagian besar masih belum teratasi," kata Paduch.
"Kita harus memperluas definisi dari kualitas hidup saat dikaitkan dengan performa seksual. Dalam beberapa dekade terakhir, kita selalu terpusat pada masalah kekerasan penis, di mana ereksi merupakan sinonim dari fungsi seksual yang normal. Namuan demikian, kebanyakan pasien ternyata mengaku bahwa masalah-masalah terkait ejakulasi -- seperti menurunnya kekuatan atau volume atau menurun dan meningkatnya sensasi orgasme -- juga sebagai hal yang penting," tambahnya.
Riset, yang dipublikasi dalam British Journal of Urology International, itu menemukan bahwa masalah-masalah ejakulasi dan orgasme di luar dugaan menjadi keluhan di antara pasien yang mengalami impotensi/DE ringan. Kegagalan atau gangguan orgasme dilaporkan mencapai 26 persen pada kelompok ini, sedangkan gangguan ejakulasi mencapai 8 persen.
"Ini mengindikasikan bahwa gangguan seksual selain masalah ereksi juga sering terjadi bahkan pada pria yang tidak mengidap disfungsi ereksi," tandas Paduch.
Sumber :
UPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar