Sebuah penelitian menunjukkan, sejak usia dua tahun seorang anak sudah bisa diajarkan bahasa asing. Malah, anak-anak yang mampu berbicara dalam dua bahasa memiliki kelebihan dalam perkembangan otak yang memiliki fungsi eksekutif, seperti perencanaan, mengorganisasi, atau memusatkan perhatian pada detail penting.
Anak-anak yang menderita gangguan pemusatan perhatian (ADHD) dan autisme biasanya memiliki kelemahan dalam hal fungsi eksekutif tersebut.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 63 anak balita diketahui, anak yang diajarkan dua bahasa sejak usia dua tahun memiliki keunggulan dalam hal fungsi eksekutif. Namun, secara umum, tidak ada perbedaan dalam hal fungsi kognitif atau kecerdasan serta penguasaan suku kata.
Walau Anda bersemangat dalam mengajarkan bahasa kedua untuk si kecil, sebaiknya anak sudah menguasai bahasa ibu terlebih dahulu. Makin kuat penguasaan bahasa ibu seorang anak, makin besarlah kesempatan baginya untuk fasih dalam berbahasa asing.
Pendekatan dalam mengajarkan bahasa kedua kepada anak juga sebaiknya menggunakan kalimat yang lengkap. Misalnya, daripada mengatakan, "Nak, ayo kita read buku cerita ini," lebih baik ucapkan, "Honey, let's read together this story book". Untuk itu, sebelum mengajarkan bahasa asing, orangtua harus memastikan penguasaan bahasa asingnya sendiri sudah baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar