Selamat datang di "CINGSINGSEHAT.COM"

coba

RADIO MPU KANWA || BERANDA || PPNI || BELANJA DI GANJAR || UU KEPERAWATAN 

RIAS PENGANTIN DAN STUDIO FOTO

SEHAT UNTUK SEMUA

Anda Pengunjung Ke

Minggu, 02 Oktober 2011

Semua Korban Dipastikan Tewas



Sunday, 02 October 2011
ImageKeluarga korban tak kuasa menahan tangis setelah mendapat kepastian semua penumpang pesawat CASA 212 tidak ada yang selamat dalam kecelakaan di Bukit Hulu Sekelam, Bahorok, Langkat, Sumut.

MEDAN– Seluruh penumpang dan kru pesawat CASA 212 yang jatuh di Bukit Hulu Sekelam, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara ditemukan tewas. Namun, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) belum bisa memastikan kapan mengevakuasi semua korban.

Kepastian tewasnya 14 penumpang dan 4 kru kemarin disampaikan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo.Dia mengatakan,tim Basarnas yang diterjunkan ke lokasi pada pukul 10.15 WIB berhasil mendekati pesawat yang jatuh. Sekitar pukul 10.55 WIB tim yang berada di lokasi memberikan kabar semua penumpang dan kru meninggal dunia di tempat duduknya masing-masing.

Daryatmo menjelaskan,tim berangkat menggunakan empat helikopter, masing-masing helikopter jenis Bell dua unit milik TNI AD dan NBA, serta dua unit helikopter jenis Bolcho milik Basarnas. Daryatmo di posko lapangan bola SMP Negeri I Bahorok menyatakan, meninggalnya seluruh penumpang lebih karena akibat benturan badan pesawat ke lereng bukit.

Sekarang pesawat masih berada pada ketinggian 5.000- 6.000 kaki dari permukaan laut dengan posisi pesawat berada pada kemiringan 70 derajat di lereng bukit. Kondisi pesawat, Daryatmo menambahkan, dalam keadaan rusak parah dengan bagian depan hancur, sebagian sayap patah, mesin sebelah kanan sudah tidak ada, dan semua pintu pesawat dalam keadaan tertutup.

 ”Dengan kondisi pesawat yang seperti itu,kecil kemungkinan korban selamat. Apalagi saat terbang dengan kecepatan 140 knot dan tibatiba jatuh, korban tidak tertolong lagi.Semuanya dipastikan meninggal karena dampak dari kejadian itu,”ucapnya.

Pesawat CASA 212 yang dioperasikan maskapai Nusantara Buana Air (NBA), Kamis (29/9) jatuh di kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL),tepatnya di perbukitan Hutan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumut. Pesawat yang mengangkut 18 orang, terdiri atas 4 awak dan 14 penumpang,itu jatuh sekitar 6 menit sebelum tiba di Bandara Alas Leuser, Kutacane, Aceh Tenggara, atau 28 menit setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan.

Pesawat berangkat dari Bandara Polonia pukul 07.28 WIB. Daryatmo menjelaskan, saat ini pihaknya sedang fokus bagaimana mengevakuasi seluruh korban. Seluruh korban yang berjumlah 18 orang masih berada pada tempat duduknya masing- masing. ”Kami mengupayakan pesawat tidak jatuh ke bawah,”ucapnya.

Menanggapi berbagai informasi yang menyatakan ada yang melihat korban selamat melalui udara,korban melakukan kontak komunikasi dengan keluarga, bahkan tampak tangan melambai dari dalam pesawat,dan lainnya,Daryatmo menyatakan hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi mengingat pesawat yang terbang dengan kecepatan 140 knot dan kemudian berbenturan dengan pepohonan kemungkinan penumpang selamat kecil.

Tim evakuasi saat ini akan berkonsentrasi menggunakan jalur udara.Untuk itu,tim evakuasi yang berjumlah 16 orang dan menggunakan jalur darat kemarin ditarik. Dipilih jalur udara karena berdasarkan orientasi peta evakuasi menggunakan jalur darat sulit dilakukan meski jaraknya hanya 16 km. “Dari segi jarak bisa di tempuh, tapi medan lokasinya tidak bisa jadi jalur darat ditarik kembali,” ucapnya.

Tim evakuasi yang sudah di lokasi saat ini tengah membuat helipad dengan menebang pohon di sekitar lokasi. Direktur Operasional dan Pelatihan (Diropslat) Basarnas Marsekal Pertama Sunarbowo S menambahkan, proses evakuasi nanti cuma bisa menggunakan satu unit helikopter yakni helikopter jenis Boscho milik Basarnas yang memiliki katrol pengangkut di sisi kiri.

“Rencananya evakuasi dari Bahorok. Nanti ada tim penerima di posko dari Dinas Kesehatan dan Polda.Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik untuk diidentifikasi dan kemudian diserahkan kepada keluarga,”ungkapnya.

Proses evakuasi juga masih sangat bergantung pada kondisi cuaca yang menyebabkan helikopter sulit terbang rendah.“ Setelah dilihat, crash site tidak bisa dilalui, tertutup awan jadi tim kembali lagi dan evakuasi dilanjutkan Minggu (hari ini) mulai pukul 07.00 WIB, ”ujarnya.

Kepala BMKG Polonia Medan Albertus Kusbagyo menyatakan, kondisi keadaan cuaca di sekitar Bukit Hulu Sekelam, Bahorok, Langkat berawan banyak. Hal ini menimbulkan angin kencang.“Untuk di atas ketinggian 5.000 kaki kecepatan angin mencapai 15-20 knot.Arah angin dari barat daya menuju barat,”ucap Kusbagyo.

Karena kondisi banyak berawan, kata Kusbagyo,hujan pada sore hari berpotensi terjadi. Bergantung pergerakan angin dan awan di seputaran kawasan itu.“Biasanya awan hujan akan diiringi angin,”kata Kusbagyo. Dalam kondisi ketinggian seperti itu yang disertai angin kencang, potensi evakuasi dengan jalur udara akan sulit dilakukan. Pergerakan awan sewaktu waktu dapat terjadi.

“Untuk kondisi pada pagi hari hingga siang lebih memungkinkan karena cuaca cerah dan terkadang sedikit berawan,” pungkas Kusbagyo. Sementara 12 orang dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang kemarin tiba di Medan belum dapat dipastikan kapan akan bertolak ke Bahorok karena tiga helikopter yang ada masih melakukan upaya evakuasi di lokasi pesawat jatuh. “Kami masih menunggu helikopter yang masih dipakai untuk evakuasi,” kata seorang investigator, Joseph Tumenggung.

Sedangkan Dinas Kesehatan Sumatera Utara kemarin sudah menyiapkan 15 ambulans dari dua rumah sakit yakni RSUPH Adam Malik dan RSU dr. Djoelham, Binjai sesaat setelah mengetahui informasi kejadian. Sementara para keluarga korban menyalahkan lambatnya proses penyelamatan yang dilakukan tim SAR gabungan.

Mereka menilai, jika pengerahan dan pencarian lokasi pesawat dilakukan pada hari pertama, Kamis (29/9),mereka yakin para korban dapat diselamatkan. “Kenapa baru dicari pada hari kedua. Kenapa tidak dilakukan saat pesawat dilihat posisinya oleh pesawat lain,” ujar Muslim, seorang keluarga korban dari Yusni.

Rute Turbulensi Tinggi Harus Dievaluasi

Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap rute penerbangan yang mempunyai turbulensi yang tinggi.Dia berharap nanti bisa dibuat rute baru yang lebih aman dan tidak terjadi lagi peristiwa yang sama.

“Meski dari aspek pesawat layak pakai karena sudah diaudit sejak Juni dan pilot dicek sejak November lalu,saya minta track pesawat CASA NBA ini dievaluasi. Apakah track-nya cocok atau tidak,” kata Fredy yang kemarin meninjau langsung pusat informasi di Pangkalan Udara Polonia Medan.

Kedatangan Freddy didampingi Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho,Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo, Pangkosek Hanudnas III Medan Marsma Bonar H Hutagaol, dan Danlanud Kolonel Rasyid Jauhari.

“Saya berada di sini dalam rangka meninjau evakuasi dan saya sudah meminta laporan langsung dari Basarnas terkait jatuhnya pesawat CASA,” ungkapnya kepada wartawan. jelia amelida/eko agustyo fb/haris dasril/suharmansyah. Sindo

Tidak ada komentar:

Hi hi hi hiii....