Para ilmuwan yang meneliti efek perkembangan mental dan kesehatan anak-anak yang lahir dari ibu yang melakukan terapi kanker saat hamil menemukan, anak-anak itu tidak terpengaruh oleh obat kemoterapi. Perkembangan mereka justru terganggu jika mereka dilahirkan prematur, baik secara alami atau induksi.
"Data riset menunjukkan anak-anak lebih menderita akibat kelahiran prematur dibandingkan oleh kemoterapi prenatal," kata Frederic Amant, ahli ginekologi onkologi dari Universitas Hospitals Leuven di Belgia yang melakukan riset ini.
Makin banyaknya kasus kanker yang menyerang orang usia produktif menyebabkan cukup banyak wanita hamil yang menderita kanker. Di Eropa saja setiap tahunnya 2.500 - 5.000 ibu hamil didiagnosa kanker. Diagnosis tersebut menimbulkan trauma bagi calon ibu yang khawatir terapi pengobatan kanker akan berakibat buruk pada janinnya.
Amant mengatakan, dari pengalamannya, kebanyakan calon ibu tersebut memutuskan untuk aborsi karena mereka takut pada efek terapi kanker pada janin. Di lain pihak, para dokter juga kerap menyarankan pasiennya untuk menunda terapi kanker atau mempercepat persalinan bayi, biasanya pada usia kehamilan 32 minggu.
Namun dari hasil penelitiannya, tidak tepat jika kemoterapi diberikan setelah usia kehamilan 12-14 minggu. Lagi pula, hanya sebagian kecil saja obat kemoterapi yang bisa sampai ke plasenta dan janin. Obat tersebut menurut Amant tidak memiliki efek kesehatan pada perkembangan janin.
Dari 70 bayi yang diteliti, 68 lahir selama kurun waktu penelitian dan dua pertiganya lahir sebelum usia 37 minggu.
Amant menemukan, tipe cacat lahir yang ditemukan pada anak-anak tersebut hampir sama dengan anak dari populasi umum. Para peneliti juga tidak menemukan adanya kelainan jantung.
Meski demikian, jika ada gangguan perkembangan kognitif, yang diukur dari nilai IQ dan tes perilaku, masih tergolong normal. Hanya mereka yang IQ-nya rendah terutama disebabkan karena kelahiran prematur.
Selama ini sudah diketahui bahwa bayi yang lahir prematur beresiko tinggi mengalami kesulitan dalam belajar. Penelitian juga membuktikan, bayi yang lahir 1-2 minggu lebih awal sebelum usia 40 minggu juga lebih sering mengalami kesulitan belajar.
Kembali pada studi mengenai kemoterapi dan kehamilan, Amant menekankan bahwa hasil penelitian ini masih harus dibuktikan dengan riset jangka panjang. "Pada saat ini kita belum tahu apakah kemoterapi pada kehamilan berdampak jangka panjang, misalnya pada kesuburan anak atau risiko kanker di masa depan," katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar