KOMPAS.com — Edukasi seks oleh orangtua kepada anak perlu dilakukan bertahap, sekaligus memahami bahwa kebutuhan informasi anak, terutama anak remaja, semakin bertambah setiap hari. Anda tak sekadar membicarakan organ reproduksi perempuan dan laki-laki. Bahkan Anda harus siap menjawab pertanyaan anak seputar hubungan seks.
Kapan sih kita boleh berhubungan seks?
Jangan kaget jika anak remaja Anda sudah menanyakan ini. Pertanyaan ini muncul karena berbagai faktor, di antaranya rasa ingin tahu yang tinggi atau anak merasa kesepian. Jangan lantas gagap menjawab pertanyaan ini. Anda hanya perlu mengingatkan kepada anak remaja bahwa mereka harus menunggu waktu yang tepat. Katakan bahwa seks adalah perilaku yang dilakukan orang dewasa. Berikan penjelasan bahwa sementara waktu, bentuk intimasi dalam hubungan remaja adalah berbincang-bincang, jalan-jalan, atau menjalani hobi bersama. Batasi hingga pegangan tangan, misalnya, jika Anda menganggapnya masih tak keluar dari norma.
Bagaimana jika pacar saya menginginkan berhubungan seks, tetapi saya menolaknya?
Sebagai orangtua, Anda beruntung jika anak terbuka menyampaikan isi pikirannya. Pasalnya, hanya dengan membangun komunikasi, berbagai penjelasan seputar seks bisa Anda sampaikan dengan gamblang. Dengan begitu, anak terhindar dari berbagai perilaku seksual. Nah, jika anak Anda bertanya soal permintaan pacarnya untuk berhubungan seks, jelaskan bahwa siapa pun tidak bisa memaksanya melakukan hubungan seks. Segala bentuk pemaksaan atas hubungan seks adalah pemerkosaan, baik yang dilakukan oleh pasangan maupun orang tak dikenal. Ajari anak Anda bagaimana mengatakan secara tegas. Tekankan juga bahwa beberapa faktor lain bisa mengarah pada pemerkosaan, seperti alkohol atau narkoba. Barang terlarang ini bisa memperdaya siapa pun agar lengah dan dipaksa berhubungan seks.
Anak Anda berpikir dirinya homoseksual?
Banyak anak remaja yang masih mencari identitas dirinya, termasuk dengan berpikir bahwa dirinya homoseksual atau biseksual. Jika anak Anda mengatakan hal ini kepada Anda, tugas orangtua adalah memberikan pemahaman. Bantu anak remaja Anda untuk memahami bahwa ia sedang memasuki masa mengeksplorasi sisi seksualitas dalam dirinya. Perasaan bahwa dia homoseksual akan berubah seiring dengan waktu. Berikan keyakinan kepadanya, bagaimanapun Anda adalah orangtua yang menyayangi dan mencintai mereka tanpa syarat. Hargailah si ABG yang sudah bersedia membuka dirinya hingga mau berbicara dengan Anda mengenai seks seterbuka ini.
WAF
Editor: Dini
Sumber: Mayo Clinic
Kapan sih kita boleh berhubungan seks?
Jangan kaget jika anak remaja Anda sudah menanyakan ini. Pertanyaan ini muncul karena berbagai faktor, di antaranya rasa ingin tahu yang tinggi atau anak merasa kesepian. Jangan lantas gagap menjawab pertanyaan ini. Anda hanya perlu mengingatkan kepada anak remaja bahwa mereka harus menunggu waktu yang tepat. Katakan bahwa seks adalah perilaku yang dilakukan orang dewasa. Berikan penjelasan bahwa sementara waktu, bentuk intimasi dalam hubungan remaja adalah berbincang-bincang, jalan-jalan, atau menjalani hobi bersama. Batasi hingga pegangan tangan, misalnya, jika Anda menganggapnya masih tak keluar dari norma.
Bagaimana jika pacar saya menginginkan berhubungan seks, tetapi saya menolaknya?
Sebagai orangtua, Anda beruntung jika anak terbuka menyampaikan isi pikirannya. Pasalnya, hanya dengan membangun komunikasi, berbagai penjelasan seputar seks bisa Anda sampaikan dengan gamblang. Dengan begitu, anak terhindar dari berbagai perilaku seksual. Nah, jika anak Anda bertanya soal permintaan pacarnya untuk berhubungan seks, jelaskan bahwa siapa pun tidak bisa memaksanya melakukan hubungan seks. Segala bentuk pemaksaan atas hubungan seks adalah pemerkosaan, baik yang dilakukan oleh pasangan maupun orang tak dikenal. Ajari anak Anda bagaimana mengatakan secara tegas. Tekankan juga bahwa beberapa faktor lain bisa mengarah pada pemerkosaan, seperti alkohol atau narkoba. Barang terlarang ini bisa memperdaya siapa pun agar lengah dan dipaksa berhubungan seks.
Anak Anda berpikir dirinya homoseksual?
Banyak anak remaja yang masih mencari identitas dirinya, termasuk dengan berpikir bahwa dirinya homoseksual atau biseksual. Jika anak Anda mengatakan hal ini kepada Anda, tugas orangtua adalah memberikan pemahaman. Bantu anak remaja Anda untuk memahami bahwa ia sedang memasuki masa mengeksplorasi sisi seksualitas dalam dirinya. Perasaan bahwa dia homoseksual akan berubah seiring dengan waktu. Berikan keyakinan kepadanya, bagaimanapun Anda adalah orangtua yang menyayangi dan mencintai mereka tanpa syarat. Hargailah si ABG yang sudah bersedia membuka dirinya hingga mau berbicara dengan Anda mengenai seks seterbuka ini.
WAF
Editor: Dini
Sumber: Mayo Clinic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar