Beberapa orang yang saat mengangis bisa mengeluarkan darah
KOMPAS.com — Isak tangis Muhamad Rehan, bayi berusia tiga pekan, mengejutkan orangtuanya, Siti Muamalah (22) dan Andri Rianto (25). Lima hari setelah kelahiran, setiap kali menangis keras, air mata yang keluar berupa cairan darah.
Berita itu tentu saja menggemparkan warga di Jalan Gang Masjid III, Kampung Kadu Sabrang RT 03 RW 02 Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (13/11/2011). "Sejak Rehan lahir, 26 Oktober lalu, hingga saat ini sudah empat kali menangis dan mengeluarkan darah," kata Siti, sang ibu.
Cairan darah dari dua matanya, kata Siti, hanya keluar kalau Rehan menangis kencang. "Kalau menangis biasa, enggak keluar darah, termasuk air matanya sama sekali tidak ada," jelas Siti.
Siti pertama kali mengetahui kejadian aneh itu ketika putra keduanya berusia lima hari. Saat itu, Rehan sedang tidur bersama ayahnya di dalam kamar. Saat Rehan menangis kencang, ayah tertidur nyenyak. "Saat menghampiri Rehan, betapa terkejutnya saya karena dari dua bola matanya keluar darah. Waktu itu cairan darah sudah membasahi sebagian baju Rehan," jelas Siti.
Saat itu Siti membangunkan suami dan ibunya (mereka tinggal di rumah orangtua Siti). Menurut Siti, cairan darah tak mengalir secara terus-menerus dari mata Rehan, tetapi cairan darah dalam jumlah yang banyak akan sekali keluar setiap kali Rehan menangis kencang.
"Kami hanya sekali memeriksakan Rehan ke dokter karena enggak punya biaya," kata Andri, ayah Rehan yang keseharian adalah staf di salah satu kontraktor untuk penggalian kabel telepon rumah.
Dalam sebulan, Andri memperoleh gaji Rp 700.000. "Gaji baru didapat kalau bekerja, ada kerjaan. Kalau tidak ada kerjaan, berarti enggak dapat gaji. Terpaksa untuk makan dan susu anak minta ke orangtua," kata Siti.
Pasangan yang telah menikah selama empat tahun ini masih menumpang di rumah orangtua Siti. Rumah itu ditempati oleh tiga keluarga dengan jumlah penghuni 12 orang.
Sabtu lalu, Siti dan Andri membawa Rehan ke dokter dengan berbekal pinjaman uang dari orangtua Siti. "Kata dokter spesialis mata di klinik, Rehan terkena infeksi mata. Dokter mengatakan Rehan bisa sembuh asalkan diobati secara berkala. Kata dokter, kornea mata Rehan masih bagus," kata Andi. Andri bingung karena dia tidak memiliki uang untuk membawa Rehan berobat secara berkala sehingga bisa sembuh.
Bidan dari Puskesmas Cikupa, Dewi Arisandi, mengatakan, ia tidak tahu kalau ada kasus yang menimpa Rehan. "Kader posyandu saya tidak ada yang memberi tahu. Saya cuma baca di internet. Sampai di rumah Rehan, sudah banyak orang yang datang melihatnya," kata Dewi.
Dewi berjanji akan merujuk Rehan untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. "Secepatnya, Rehan akan dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang," kata Dewi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar