shutterstock
KOMPAS.com — Orangtua yang ingin anaknya cerdas disarankan untuk mengurangi asupan makanan berlemak, bergula, dan mengandung pengawet pada masa tiga tahun pertama usia anak atau biasa disebut periode emas (golden period).
Sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun, otak bayi mengalami perkembangan sangat cepat. Itu sebabnya nutrisi yang baik diperlukan untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang diberi makanan berlemak, kaya akan gula, dan makanan yang diawetkan memiliki kadar intelegensia (IQ) lebih rendah dibanding dengan anak yang mendapat asupan kaya vitamin dan mineral.
"Kami menemukan bukti bahwa konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan berpengawet berkaitan erat dengan rendahnya nilai IQ di usia dewasa," kata Kate Northstone, peneliti dari University of Bristol.
Dalam penelitiannya, Northstone dan timnya mengumpulkan data 3.966 anak yang lahir antara tahun 1991 dan 1992. Para orangtua anak-anak lalu diberi pertanyaan tentang pola makan anak mereka di usia 3, 4, 7, dan 8,5 tahun. Kemudian IQ anak ini diukur menggunakan standar yang berlaku ketika si anak berusia 8,5 tahun.
Secara umum pola makan anak-anak itu dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yakni makanan yang "diproses" yang kaya lemak, gula, dan makanan enak, kelompok kedua adalah makanan "tradisional" yang tinggi, daging, dan sayuran, serta makanan "sehat" yang terdiri dari sayur, buah, salad, ikan, nasi, dan pasta.
Anak yang sering mengasup makanan yang diproses di usia tiga tahun mememiliki IQ lebih rendah di usia 8,5 tahun dibanding dengan anak yang pola makannya sehat.
Para peneliti juga menemukan pola makan anak di usia 3 tahun lebih berpengaruh pada kecerdasannya dibanding di usia 4 atau 7 tahun.
Ahli gizi Samantha Heller mengatakan, di masa periode emas otak membutuhkan komponen yang penting agar bisa berfungsi dan berkembang optimal.
"Otak butuh nutrisi yang didapat dari lemak sehat, vitamin, dan mineral. Orangtua yang sibuk biasanya sering tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk anaknya dan menggantinya dengan makanan berlemak yang lebih menarik minat anak," katanya.
Sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun, otak bayi mengalami perkembangan sangat cepat. Itu sebabnya nutrisi yang baik diperlukan untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang diberi makanan berlemak, kaya akan gula, dan makanan yang diawetkan memiliki kadar intelegensia (IQ) lebih rendah dibanding dengan anak yang mendapat asupan kaya vitamin dan mineral.
"Kami menemukan bukti bahwa konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan berpengawet berkaitan erat dengan rendahnya nilai IQ di usia dewasa," kata Kate Northstone, peneliti dari University of Bristol.
Dalam penelitiannya, Northstone dan timnya mengumpulkan data 3.966 anak yang lahir antara tahun 1991 dan 1992. Para orangtua anak-anak lalu diberi pertanyaan tentang pola makan anak mereka di usia 3, 4, 7, dan 8,5 tahun. Kemudian IQ anak ini diukur menggunakan standar yang berlaku ketika si anak berusia 8,5 tahun.
Secara umum pola makan anak-anak itu dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yakni makanan yang "diproses" yang kaya lemak, gula, dan makanan enak, kelompok kedua adalah makanan "tradisional" yang tinggi, daging, dan sayuran, serta makanan "sehat" yang terdiri dari sayur, buah, salad, ikan, nasi, dan pasta.
Anak yang sering mengasup makanan yang diproses di usia tiga tahun mememiliki IQ lebih rendah di usia 8,5 tahun dibanding dengan anak yang pola makannya sehat.
Para peneliti juga menemukan pola makan anak di usia 3 tahun lebih berpengaruh pada kecerdasannya dibanding di usia 4 atau 7 tahun.
Ahli gizi Samantha Heller mengatakan, di masa periode emas otak membutuhkan komponen yang penting agar bisa berfungsi dan berkembang optimal.
"Otak butuh nutrisi yang didapat dari lemak sehat, vitamin, dan mineral. Orangtua yang sibuk biasanya sering tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk anaknya dan menggantinya dengan makanan berlemak yang lebih menarik minat anak," katanya.
Sumber : Healthday News
Penulis: AN | Editor: Lusia Kus Anna |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar